Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Liputan dari Kunjungan ke Candi Muarajambi

5 Desember 2014   23:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:57 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Altar dimana pendeta memberi persembahan dipadang rumput umat berdiri (Doc. Roselina)

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Berpose di Depan Candi Muarajambi (Doc. Roselina)"][/caption]

Kami pada tanggal 1 Desember berangkat dari Jakarta menuju Jambi. Semula kami akan berangkat jam 10.30 pagi ternyata pesawat mengalami perubahan jadwal dimajukan menjadi jam 6.30 pagi.

Subuh, sekitar jam 4 .00 kami sudah melunjur menuju ke Bandara International Sukarno Hatta. Karena masih pagi, maka perjalanan kami menuju ke bandara, memakan waktu kurang dari satu jam. Turun di terminal 1 B, kami langsung antri di loket untuk check ini. Pada jam 5.50 lewa alat pengeras suara, para penumpang dipanggil memasuki ruang tunggu keberangkatan. Untuk kemudian naik kepesawat .Pesawat take off tepat jam 6.40
Setelah menempuh perjalanan udara sekitar 1.10 menit, pesawat SriwIjaya yang kami tumpangi, landing dengan mulus di Bandara Toha di Jambi pada pukul 7.50 pagi itu.

Kami menunggu beberapa menit untuk mengambil dua koper kecil kami dan kemudian berjalan melenggang menuju pintu keluar. Ternyata kami sudah ditunggu oleh Pak Rusman dan istri, serta pak Iman. Kami juga agak heran, karena serasanya baru kali ini bertemu, ternyata ibu Hj. Nurul yang memberitahukan tentang kedatangan kami.

Diajak Jalan jalan
Karena hari masih pagi, sehingga kalau kami diantarkan ke Hotel Cosmo, tempat dimana kami akan menginap, belum bisa kami check in. Sesuai peraturan hotel, jam 12.00 tamu baru boleh check in. Maka jadilah wisata dadakan bagi kami, karena sama sekali tidak ada rencana sebelumnya. Namun justru wisata dadakan ini memberikan kesempatan yang sangat berharga bagi kami, untuk berkunjung ke Candi Muarajambi.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Bersama Asril didepan Candi (Doc. Roselina)"]

Bersama Asril didepan Candi (Doc. Roselina)
Bersama Asril didepan Candi (Doc. Roselina)
[/caption]

Dalam perjalanan menuju ke lokasi, kami diundang makan oleh teman teman yang menjemput kami. Maka kami singgah dirumah makan Padang dan sarapan disana, sambil lebih jauh saling memperkenalkan diri.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Jembatan menuju Candi (Doc. Roselina)"]

Jembatan menuju Candi (Doc. Roselina)
Jembatan menuju Candi (Doc. Roselina)
[/caption]

Tiba di Candi Muara Jambi.
Untuk mencapai tempat candi kedaraan yang kami tumpangi harus melalui dulu Jembatan yang panjang diatas sungai Batang Hari, yang cukup besar. Setelah berkendaraan selama 30 menit kamipun tiba lokasi Candi Muarajambi.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Altar dimana pendeta memberi persembahan dipadang rumput umat berdiri (Doc. Roselina)"]

Altar dimana pendeta memberi persembahan dipadang rumput umat berdiri (Doc. Roselina)
Altar dimana pendeta memberi persembahan dipadang rumput umat berdiri (Doc. Roselina)
[/caption]

Namun setibanya disana, ternyata ada petugas yang datang, bahwa kami harus parkir di sana, untuk kemudian menyewa sepeda untuk tiba dilokasi, yang berjarak sekitar 2 km. Namun teman kami berbicara dengan petugas dan akhirnya kami dijinkan berkendara hingga tiba dilokasi, namun hingga batas tembok pagar. Hal ini tentu saja mempermudah kami, sehingga tidak perlu berlatih otot kaki untuk berjalan sejauh 2 km.

Ditemani Pemandu Setempat
Kami disambut oleh seorang yang bernama Asril (Buyung) yang sudah tinggal di Jambi selama 20 tahun dan bekerja untuk candi selama 10 tahun. Sebenarnya beliau juga berasal dari Sumatera Barat. Sepintas, candi ini tidak tampak menarik seperti ketika kami mengunjungi Candi Borobudur dan Mendut,serta Candi Prambannan. Sekilas candi ini merupakan sebuah kubah raksasa.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Stupa yang sudah disusun kembali (Doc. Roselina)"]

Stupa yang sudah disusun kembali (Doc. Roselina)
Stupa yang sudah disusun kembali (Doc. Roselina)
[/caption]

Namun ternyata merupakan sebuah peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya. Menurut Asril ,Candi Muara Jambi ini awalnya, ditemukan oleh seorang perwira Inggris Konon pada waktu itu, candi ini masih tertutup tanah, sehingga merupakan sebuah bukit. Oleh perwira ini di adakan pengalian besar besaran hasilnya ditemukan koin kuno dari negeri Cina dan peninggalan peninggalan yang berbentuk keramik dan benda-benda dari emas murni. Karena pada waktu itu sama sekali tidak ada pengawasan, maka penduduk setempat juga banyak yang ikut mengali dan mendapatkan benda benda purbakala ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Benda-benda peninggalan zaman Hindu (Doc. Roselina)"]

Benda-benda peninggalan zaman Hindu (Doc. Roselina)
Benda-benda peninggalan zaman Hindu (Doc. Roselina)
[/caption]

Baru kemudian pemerintah setempat mengambil kebijakan, dengan mengumumkan ganti rugi yang memadai, sehingga sebagian dari barang peninggalan jaman Hindu dan Budha ini, dikembalikan penduduk, dengan ganti rugi. Seluruh temuan ini dikumpulkan dan di simpan di Museum yang berlokasi dilokasi yang sama.

Candi Yang Tertua
Candi Muara Jambi ini merupakan candi yang tertua dipulau Sumatera. Belakangan ini, selain dari turis lokal,cukup banyak turis dari Tibet dan Taiwan yang berkunjung disini, Boleh dikatakan merupakan wisata spiritual bagi mereka, Karena menurut sejarahnya ,justru disinilah pusat pembelajaran agama Hindu dan Budha, yang tertinggi.

Masih menurut penjelasan pemandu kami, Asril. Dulu pendeta Iching dari China pernah berkunjung dicandi Muara Jambi. Ini dibuktikan dengan peninggalan keramik dalam bentuk piring mangkuk dari poselen China serta uang logam China Kuno, seperti gambarnya diposting disini.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Benda-benda perbakala (Doc. Roselina)"]

Benda-benda perbakala (Doc. Roselina)
Benda-benda perbakala (Doc. Roselina)
[/caption]

Candi Muara Jambi ini tidak seperti candi-candi di Jawa yang mana bagian atapnya terdiri dari stupa.
Stupa-stupa tersbut terdapat ditidak jauh dari candi dan sudah pada berantakan dan disusun kembali, cuma mereka tidak dapat meletakan pada atap candi karena tidak tahu dimana letaknya yang asli. Tembok-tembok yang terdapat disekitar candi masih merupakan tembok-tembok asli yang diantaranya ada pecahan yang sudah diganti dengan semen.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Bentuk tembok asli zaman purba (Doc. Roselina)"]

Bentuk tembok asli zaman purba (Doc. Roselina)
Bentuk tembok asli zaman purba (Doc. Roselina)
[/caption]

Berfungsi juga Sebagai Krematorium
Menurut Asril, sebagian dari ruangan candi ini di yakini digunakan sebagai tempat kremasi Namun siapa yang di kremasi disana, belum ditemukan catatan.

Masih menyimpan Sejuta Misteri
Agaknya candi ini masih menyimpan sejuta misteri yang belum dapat dipecahkan hingga saat ini Misalnya apakah ada hubungannya dengan kerajaan Sriwijaya di Palembang atau mungkinkan merupakan bagian dari Candi Borobudur, Mendut dan Prambanan. Atau malah bisa saja sebaliknya melihat bentuk fisik dari Candi Muara Jambi ini yang sudah sangat rapuh bukan tidak mungkin malah sudah ada sebelum candi lainnya terwujud? Biarlah pakar dan ahlinya yang akan menjawab. Setidaknya waktu kami pagi ini, tidak terbuang sia sia, malah justru kami dapatkan kesempatan untuk mengujungi candi yang menyimpan sejuta misteri ini.

Jakarta ,5 Desember 2014.
Salam saya,
Roselina Tjiptadinata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun