Akar Batang Jadi Perabot Mewah
[caption id="attachment_396592" align="aligncenter" width="560" caption="akar pohon yang sedang dijemur(doc.Roselina)"][/caption]
Kita melihat banyak sekali pohon jati ditanam diperkenbunan untuk diambil kayu yang sudah terkenal kayu jati buat perabot rumah .Banyak sekali perabot rumah terdiri dari kayu jati dan berukiran,Harganyapun mahal.
Kemudian pohon yang sudah ditebang tinggal akarnya yang selama ini ditinggal begitu saja.
Tidak tahu kapan dimulai ketika saya sadar sudah banyak orang membuat akar kayu jati menjadi perhiasan rumah yang mewah dan sangat memukau.
Di Jawa Barat,Jawa Tengah dan Jawa Timur terlihat banyak sekali akar pohon jati ini bertumpuk dilokasi pengukir untuk menunggu giliran diukir menjadi perabot yang mahal dan mempersonakan.
[caption id="attachment_396596" align="aligncenter" width="560" caption="Perajin kayu yang sedang melambaikan tangan(doc,Roselina)"]
Biasanya bila pohon jati sudah ditebang ,maka akarnya dibiarkan membusuk dalam tanah tampa diapa-apakan.Tapi sekarang semua pohon yang ditebang akarnya digali dan diambil kemudian dibentuk sedemikian rupah sesuai dengan aslinya .
Ketika kami berkendaraan dari Jogja menuju Kediri ditengah perjalanan kami melihat banyak sekali akar pohon ini ditumpuk diperkarangan halaman dan ternyata disana ada perajin yang sedang membersihkan akar pohon tersebut karena mau dibuat perabot.
[caption id="attachment_396599" align="aligncenter" width="700" caption="Akar yang sudah berbentuk biri-biri(doc.Roselina)"]
[caption id="attachment_396605" align="aligncenter" width="700" caption="akar yang berbentuk daun gelombang cinta yang sempat populer(doc.Roselina)"]
Akar pohon ini dibuat bermacam-macam bentuk,bangku,meja dan pajangan sesuai dengan bentuk aslinya hanya perlu orang yang berjiwa seni bisa membentuk menjadi hiasan yang aneka bentuk,ada seperti harimau dengan anaknya dan ada rusa dan sebagainya.
Karena masih pagi jadi tidak terlalu ramai daerah tersebut ,masih tidur pengukir pengukir yang akan mengukir akar pohon tersebut untuk dijadikan perabot yang mewah .
[caption id="attachment_396608" align="aligncenter" width="560" caption="akar berbentuk Pigguin(doc.Roselina)"]
Mari kita lihat ditempat-tempat yang banyak mepertontonkan akar kayu jati yang sudah diukir dan dijadikan perabot yang mewah dan sangat mahal harganya.
Akar Menjelma Jadi Beragam Kreasi
.Sempat saya abadikan karya seni yang siap untuk dipasarkan berupa: Kuda. Badak ,rusa dan beragam jenis lainnya,yang bagi orang yang tidak memahami seni, rasanya sangat sulit untuk percaya bahwa ini,dibuat dari akar pohon jati. Baik yang dipahat langsung ,maupun yang dikombinasikan.
Namun berbeda dengan tampilan hasil karya seni yang indah dan mengagumkan ini, jika melihat kondisi tempat pengrajin mengolah limbah kayu jadi barang mewah ini, tampak amat berbeda. Yang tampak hanya pondok pondok,sekedar tempat berteduh dan entah mereka juga tinggal disana,tak sempat saya tanyakan.Baik dari tampilan,maupun dari keberadaan mereka, tampak hidup mereka sangat sederhana. Padahal harga sebuah karya seni,bisa mencapai jutaan rupiah,ternyata untuk prosesnya memakan waktu yang cukup lama dan dikerjakan secara gotong royong sekeluaga.
Tidak Mendapatkan Dukungan Dana dari Pemerintah
Memang ada papan nama terpancang disana, namun tak terlihat ada kantor ataupun petugas disana, Para pengrajin ini, harus berusaha dengan kekuatan sendiri,untuk dapat terus melanjutkan usaha sebagai pengrajin akar pohon ini.
[caption id="attachment_396611" align="aligncenter" width="560" caption="papan pemberitahuan(doc.Roselina)"]
Mereka sekeluarga bekerja sama ,karena tak mampu menggaji orang lain. Sepotong hasil karya seni ini bernilai antara 200 ribu rupiah, hingga jutaan rupiah, tergantung besar kecil dan kerumitan dalam proses pembentukannya. Umpamanya untuk sebuah meja taman, dibutuhkan waktu lebih kurang dua bulan , bila kayu sudah dalam kondisi kering.Proses ini diawali dengan membersihkan,memahat,membentuk dan melicinkan dan terakhir finishing touch ,hingga menghasilkan karya seni yang indah.
Jakarta ,13 Pebuari 2015.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H