Mohon tunggu...
Money

Menghitung Kocek Nahkoda Ketek

21 Juni 2016   14:27 Diperbarui: 21 Juni 2016   14:44 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Seperti yang dituturkan Jali nahkoda ketek yang menawarkan jasa antarnya ke pulau kemaro “Kalo hari-hari biaso sepi, sukur-sukur kalo sehari ado penumpang, ini sering lah dak adonyo. Hari ini be baru sekali ngantar bolak-balik ”. Ucap Jali masih berdiri didekat dermaga.

Menurut Jail, mulai melakoni pekerjaan ini dari kelas tiga SD (Sekolah Dasar), dulu belum menjadi nahkoda, masih ikut-ikut saja. Terus melalui tahapan dari ikut-ikut saja, menjadi Kenek, sampai sekarang jadi Nahkodah meski perahu dikendarai masih sewa. “Aku ini di ketek la lamo Kakak, dari zaman SD (Sekolah Dasar) sampe mak ini ari bawa ketek, belom be tebeli ketek dewe” ceritanya penuh semangat sambil berjalan mendekati menunjukkan ketek sewaannya.

Ternyata Jali mempunyai impian suatu saat ingin membeli ketek sendiri, agar perolehannya tidak dibagi lagi untuk bayar sewa ketek. Perolehan dari ketek dibagi untuk bayar sewa dan biaya bahan bakar, jadi satu kali bolak-balik mengantar penumpang di hari biasa dibagi 1:2, Jali mendapat satu dan penyewa dapat dua, dari uang yang didapat. Sudah termasuk biaya sewa dan bahan bakar bila dirupiahkan, dari Rp.200.000,- per perahu di hari biasa,Jali hanya mendapat sekitar Rp50.000,-.

Berbeda hitungannya saat-saat hari raya besar atau even-even besar seperti ISG (Islamic Solidarity Games) dan AUG (ASEAN Univercity Games) di tahun sebelumnya, Jali tidak menyebutkan berapa nominal pastinya “Kalo pas ISG (Islamic Solidarity Games) samo AUG(ASEAN Univercity Games)  satu juta dapet lah Yuk” tuturnya sembari mengadahkan kepala seolah di kepalanya sedang terjadi proses perhitungan keuntungan di tahun laulu.

Jika wisatawan, peserta atau kontingan Asian Games menikmati perahu ketek, makanan tradisional khas Palembang, kafe, dan beragam  bisnis di Musi, maka kenaikan keuntungan dapat diraih.

“2018 kage ado acara Asian Games, pasti rame yang nak ke pulau kemaro. Rame pulo ketek aku Yuk ” ujar Jali dengan senyum cemerlag,  membayangkan meraup keuntungan saat even tersebut terselenggara.

Orang seperti Jali mungkin tidak begitu paham akan begitu besarnya dampak even-even seperti ISG(Islamic Solidarity Games), AUG(ASEAN Univercity Games)   dan Asian Games mendatang, bukan hanya keteknya akan ramai dan kebanjiran penumpang tapi seluruh pelaku bisnis dan masyarakat akan ikut merasakan keuntungan dari even tersebut, kususnya perekonomian Sumsel akan lebih baik lagi.

Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumsel Hamid Ponco Wibowo mengatakan, Berdasarkan catatan tahun lalu pertumbuhan ekonomi Sumsel berada di kisaran level 4,5 persen. Sedangkan tahun ini, BI memprediksi ekonomi bisa tumbuh 5,6 persen sampai 6,3 persen.

Sementara itu, Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah, pihaknya telah menjalankan berbagai pembangunan infrastruktur strategis.

Infrastruktur yang dipersiapkan menunjang perekonomian seperti pembangunan transportasi light rail transit (LRT) di kota Palembang, jalan tol dan jembatan musi IV dan Musi VI.

Sepertihalnya Jali, optimis medapatkan keuntungan kala Asian Games dimulai.Gubernur Sumsel H. Alex  Noerdin pun optimis pertumbuhan perekonomian Sumsel 2016 mencapai target.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun