Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru MTs Bantul: Yuk Belajar Nulis Cerpen kepada Prof. Dr. Suminto A Sayuti

8 September 2024   23:24 Diperbarui: 8 Desember 2024   18:17 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Dr. Suminto A Sayuti. foto:dokumen pribadi

Keragaman Siswa Kebersamaan Pecel Kungkum

Ketika ada siswa rumahnya jauh, siswa tersebut harus masuk pukul 07.00 akan berbeda dengan siswa yang rumahnya dekat. Andri misalnya, harus berangkat jam setengah enam pagi karena takut terlambat di sekolah. Dia tidak sempat sarapan. Lalu mencari sarapan di warung pinggir jalan. Andre meminta diwungkuske (dibungkuskan) nasi gudeg. Tidak munkin dia minta soto wungkus, kecuali pecel. Itu pun bukan pecel kungkum.

Cerita sayur pecel kungkum yang disebut itu menurut salah satu anggota komunitas Persada Studi Klub Yogyakarta pimpinan Umbu Landu Paranggi ini, adalah makanan yang selalu dia pesan di FKKS ketika masih kuliah. Bersama Cunong Nunuk Suraja, Suminto A Sayuti  selalu menikmati enaknya pecel kungkum. 

Apa itu pecel kungkum? Pecel kungkum adalah pecel yang disiram kuah soto. Proses bersatunya pecel dan kuah soto itu adalah kebersamaan atau dialog. Setiap orang perlu berdialog, bertegur sapa dengan orang lain. Orang lain, liyan (jawa), the other (inggris) sangat diperlukan untuk merajut kebersamaan. Bebrayan, community, akan terbangun bila ada liyan, ada orang lain, the other. Cara membangunya dengan tegur sapa, give and take. Itulah menurutnya yang disebut Bhineka Tunggal Ika.

Tim PPM UNY, Ahmad Musadad, Sugeng Muhari. foto:dokumen pribadi
Tim PPM UNY, Ahmad Musadad, Sugeng Muhari. foto:dokumen pribadi

Menurut Pak Minto, sebutan akrabnya, tema keragaman sudah mengemuka sejak lama. Saat program SBSB (Sastrawan Bicara Siswa Bertanya) dicanangkan tahun 2000, Suminto berkeliling dari Aceh sampai Atambuwa dengan sastrawan lainnya seperti Taufik Ismail, dan di solo dia bersama Emha Ainun Nadjib, di Manado Bersama Mariani Katopo. Kegiatan selama 7-9 tahun tersebut merupakan peristiwa menjelajahi keragaman bangsa Indonesia.

Indonesia Lahir daru Rahim Kebudayaan

Lebih rinci dosen UNY ini meyakinkan bahwa bangsa Indonesia pertama kali dilahirkan dari rahim kebudayaan 28 oktober 2028. Lalu baru dilahirkan kembali lewat rahim politik pada 17 Agustus 1945. Keduanya menggunakan dua puisi besar yang bernama sumpah pemuda, dan proklamasi. Teks sumpah pemuda, teks proklamasi ditulis seperti layaknya puisi. Soekarno yang membaca teks proklamisi, menurutnya persis seperti orang membaca puisi. Bangsa Indonesia ini dilahirkan dari Rahim sastra budaya.  

Lakukan Menulis: ngelmu itu kelakone kanthi laku

Guru besar Fakultas Bahasa dan Seni dan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta ini menyemangati para peserta. Siapapun yang tahu bahasa, pasti dapat nulis cerpen. Apalagi cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Cerita itu, dicari-cari supaya kelihatan nyata. Menulis cerita bisa bermula dari peristiwa keseharian. Dalam ilmu sosiologi sastra ada pernyataan: sastra itu membayangkan kenyataan.

Dia mengajak peserta pelatihan untuk melaksanakan seperti yang dikemukakan dalam tembang macapat Pucung, ngelmu iku kelakone kanthi laku, (Ilmu itu hanya dapat diraih dengan cara dilakukan dalam perbuatan). Bukan ngelmu iku kelakone kanthi celatu, (ilmu itu diraih dengan berbicara). Ungkapan ini bermula dari Serat Wulangreh yang dibuat oleh Pakubuwono IV. Dia pun menekankan kepada guru-guru untuk melakukan perbuatan yaitu menulis. Yang lebih penting nglakoni (melaksanakan menulis).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun