Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yuk, Mencintai dengan Bahasa Cinta: AMT MTsN 1 Bantul

12 April 2024   10:40 Diperbarui: 13 April 2024   15:19 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5 bahasa cinta (gambar bfi.co.id)

Menerapkan Bahasa Cinta dalam Mendidik Anak

Mengapa memahami dan menerapkan bahasa cinta penting dalam hubungan orang tua dan anak? Psikolog anak dari Sekolah Cikal, Efika Fiona, M. Psi., menyebutkan terdapat dua hal urgen dalam memahami bahasa cinta atau love language sebagai manusia. Pertama, memahami bahasa cinta akan membantu orang tua mengenali diri kita sendiri dalam mengekspresikan kasih sayang kepada orang lain. Kedua, dengan memahami bahasa cinta akan mendorong orang tua lebih efektif menyampaikan atau mengungkapkan rasa kasih sayang kepada orang lain.

Nazhif Masykur, penulis buku Buktikan Cintamu dan 39 buku lainnya itu menyampaikan pesan kepada orang tua untuk mencintai anak apa adanya, sesuai dengan potensi dan kemampuan anak. Ketika orang tua menuntut anaknya hebat seperti yang diinginkan orang tuanya, dari sikap itulah orang tua akan kehilangan keikhlasan dalam mendidik anak. Gangguan mendidik anak yang paling berat adalah bersikap sabar untuk tidak marah.

Bila orang tua atau guru mendidik dengan disertai kemarahan yang diperoleh justru anak menjadi stres. Dalam situasi tertekan seperti itu, pesan, informasi, ilmu yang disampaikan menjadi tidak akan dipahami dan dilaksakan anak karena pikiran bawah sadar mereka telah menutup diri.

Dalam mendidik anak, orang tua hendaknya jangan pernah mengucapkan kata-kata negatif kepada anaknya. Hindari menguak aib anak kepada orang lain, dan fokuslah pada kelebihan anak dengan mencintai anak apa adanya. Menguak aib anak kepada orang membuat anak jadi minder. Seburuk apapun kondisi anak saat ini, mereka masih punya prospek untuk sukses dan menjadi lebih baik. Kewajiban kita sebagai orang tua adalah mendampingi mereka berproses menjadi yang lebih baik dan tidak lelah untuk selalu mendoakan yang terbaik buat anak-anaknya.

Tugas utama orang tua dan guru kepada anak adalah menyampaikan, mendampingi anak-anak berproses menjadi dirinya sendiri, Tugas orang tua  bukan membuat anak menjadi pintar dan paham. Yang menjadikan seorang anak pintar dan paham hanya Allah SWT. seperti ucapan doa "Robi Zidni 'ilma warzuqi fahma  (Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan berikanlah aku pemahaman yang baik.)"  Selama arang tua atau guru sabar dan menghormati anak dalam menyampaikan ilmunya, anak-anak hebat yang diidamkannya akan tercapai.

Ada sebuah puisi tulisan Kahli Gibran yang bisa kita jadikan salah satu rujukan dalam memahami dan mendidik anak. Puisi yang terhimpun dalam buku Sang Nabi terjemahan Sri Kusdiyah dan Al Mustofa terjemahan Sapardi Djoko Damono beberapa baitnya berbunyi sebagi berikut:

Anakmu bukan milikmu./ Mereka putra-putri Sang Hidup yang rindu pada diri sendiri. /Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau, /Mereka ada padamu, tetapi bukan hakmu./ 

Berikan mereka kasih sayangmu, tetapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu, /Sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri. /

Patut kau berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak untuk jiwanya, /Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, /Yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam impian.

.... (jae)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun