Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepala Dikpora Bantul: Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs Penyumbang Rekatnya Persatuan dan kesatuan

2 April 2024   10:10 Diperbarui: 2 April 2024   14:21 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nugroho Eko Setyanto, Kepala Dikpora Bantul  foto dokpri

Sebagaimana nama memiliki kekuatan, kata-kata pun memiliki kekuatan. Kata-kata dapat menyalakan api dalam pikiran manusia. Kata-kata dapat mengeluarkan air mata dari hati yang paling keras. (Patrick Rothfuss)

MTs N 1 Bantul.- "Suatu karunia yang besar kita diberi bahasa Indonesia yang mempersatukan seluruh bangsa. Dari Sabang sampai Marauke kita dapat berkomunikasi dengan mudah sehingga terjalin pengertian yang sama tentang sesuatu yang kita sampaikan. Dari para gurulah akan diteruskan semangat berbangsa dan bernegara dalam bingkai persatuan melalui bahasa Indonesia." Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto, S.Sos.,M.M. menyampaikan hal itu kepada guru Bahasa Indonesia dalam acara “Bedah SKL ASPD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia” Selasa 26 Maret 2024 di Bale Madukoro SMPN 1 Bantul.

Kepala Dikpora Bantul bersama Ketua MGMP dan Narasumber. foto: Indri astuti
Kepala Dikpora Bantul bersama Ketua MGMP dan Narasumber. foto: Indri astuti

Dalam acara yang digelar oleh MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Bantul bekerjasama dengan CV Media Prestasi itu dihadiri oleh 96 guru bahasa Indonesia dari SMP dan MTs se-Kabupaten Bantul. Sejumlah 82 guru berasal dari SMP dan sebanyak 14 guru dari MTs. Sementara itu MTsN 1 Bantul diwakili oleh Anuk Kuswanti dan Rusmantara.

Nugroho mengemukakan lebih lanjut bahwa para guru bahasa Indonesia sadar ataupun tidak sadar sebagai penyumbang rekatnya persatuan dan kesatuan generasi muda di Indonesia. Dia berharap guru-guru ini selain melatih bernalar siswa dalam mengerjakan soal-soal asesmen ASPD juga terus menumbuhkan rasa cinta kepada bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa,

 “Bahasa Indonesia senatiasa berkembang dan bahasa daerah merupakan penyumbang pengkayaan kosa kata bahasa Indonesia. Adalah suatu kelebihan karena bangsa Indonesia mempunyai keragaman bahasa daerah yang cukup banyak. Bahkan jumlah bahasa daerah di Indonesia berada di urutan kedua tingkat dunia. Kewajiban kita haruslah tetap menampilkan ciri keindonesian tanpa menghilangkan ciri khas kedaerahannya. Ciri kedaerahan itu akan menyatukan kita dalam berbangsa/bernegara dan ciri kedaerahan akan memperkaya bahasa Indonesia,“ ujar Nugroho.

guru bahasa Indonesia, peserta bedah SKL.  foto: Indri astuti
guru bahasa Indonesia, peserta bedah SKL.  foto: Indri astuti

Dalam kesempatan itu, lelaki yang pernah menjabat Kepala Dinas Kebudayaan Bantul menyatakan apresiasinya kepada guru Bahasa Indonesia yang telah berupaya keras menyiapkan para siswa dalam menempuh tryout ASPD. Try out ini dilakukan agar siswa siap mengikuti ASPD SMP yang akan dilakukan serentak mulai tanggal 13 sampai 15 Mei 2024.

Bahasa Persatuan

Nugroho menyatakan rasa syukurnya karena bahasa Indonesia telah mempersatukan seluruh anak bangsa dari pulau Miangas sampai Pulau Rote. Hal senada ini pernah dikemukakan Anies Baswedan. Anies menyatakan bahwa memiliki Bahasa Indonesia adalah kemewahan luar biasa. Bahasa inilah satu-satunya bahasa di dunia yang mampu mempererat bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia yang mulai tahun1928, dalam Sumpah Pemuda itu diputuskan menjadi bahasa persatuan adalah sesuatu yang dahsyat. Di semua negara di seluruh dunia, tidak kita temukan bahasa yang mampu mempersatukan bangsa yang memiliki 700-an bahasa daerah ini.

Di Uni Eropa yang terdiri dari 28 negara tidak bisa menyatukan bangsanya. Uni Eropa ini mempunyai 24 bahasa resmi. Di India setiap diadakan sidang parlemen para anggota parlemen ini harus membawa penerjemah untuk berkomunikasi. Negara federal ini tidak mencantumkan bahasa resminya. Hanya ada 22 bahasa yang berstatus resmi di tiap negara bagian.

Kosa kata Bahasa Indonesia

Walaupun menjadi bahasa nasional dan bahasa negara, bahasa Indonesia saat ini hanya memiliki sekitar 150.000 kosa kata. Kosa kata itu sangat sedikit bila dibandingkan dengan bahasa lainnya. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional kini memiliki satu juta kosa kata dan 7.000 kata tambahan setiap tahunnya. Bahasa Arab hingga kini sudah memiliki 12,7 juta kosa kata. Demikian juga bahasa-bahasa lainnya di dunia. Bahasa Jepang  memiliki 250 ribu. Bahasa Jerman 300 ribu kosa kata, dan Bahasa Mandarin 500 ribu.

Bahasa daerah

Bahasa daerah sebagai salah satu penyumbang kosa kata Bahasa Indonesia menurut Kemendikbud RI pada tahaun 2017, memiliki 652 bahasa daerah yang telah teridentifikasi dan divalidasi. Jumlah tersebut berasal dari pengamatan di 2.452 daerah di seluruh nusantara. Jumlah itu di tahun 2023 bertambah  menjadi 718 buah.

foto: Ihttps://indonesiabaik.id/infografis/
foto: Ihttps://indonesiabaik.id/infografis/

Jumlah tersebut menunjukkan bahwa bahasa daerah di Indonesia menempati urutan kedua jumlah bahasa daerah terbanyak di dunia. Urutan pertama adalah Papua Nugini dengan jumlah 841 bahasa. Negara ini hanya memliki 8,8 juta penduduk. Sementara itu urutan ketiga adalah Nigeria dengan jumlah Bahasa  517 dan jumlah penduduk: 201 juta

Kepala Dikpora Bantul bersama pengurus MGMP. foto: Indri astuti
Kepala Dikpora Bantul bersama pengurus MGMP. foto: Indri astuti

Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD)

Menurut alumnus STPDN, Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, bedah Sandar Kompetensi Lulusan (SKL) ASPD diperlukan agar para guru lebih memahami materi Pelajaran yang akan diujikan pada asesmen ASPD. Dengan memperdalam pemahaman materi tersebut guru diharapkan mampu membahas soal try out yang selama ini telah dilaksanakan guna persiapan ASPD tersebut. Sementara itu ASPD di Tingkat SMP/MTs akan dilaksanakan tanggal 13 hingga 15 Mei 2024.

ASPD tersebut menurut Kepala Dinas Dikpora tersebut tidak hanya dibutuhkan dari sisi pengajaran tetapi pendukung untuk kegiatan itu harus berjalan dengan baik. Untuk kegiatan tersebut Dikpora Bantul meminta sokolah juga berkoordinasi dengan kapanewonan yang ada di Bantul, Tidak lupa juga berkoordinasi dengan PLN dan pihak-pihak yang terkait. (jae)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun