"Allahul kaafii rabbunal kaafi
Qashadnal kaafi wajadnal kaafi
Likullin kaafi kafaa nal kaafi
Wa ni'mal kaafi Alhamdulillah"
"Cukup sudah nasihat ini /Untuk orang yang punya hati / Jika ingin selamat diri /Dekatlah Allah dan juga Nabi"
MTs N 1 Bantul.- Ustaz muda itu tiba-tiba memanggil seorang siswa, setelah mengajak mereka bertasbih bersama-sama di awal ceramahnya. Dia daulat siswa berbaju putih yang dipanggil itu jadi imam, memimpin bertasbih bersama-sama. Empat kali bacaan tasbih mengalum merdu di ruangan musala itu. Begitulah cara Choirul Anas, dai muda tersebut berkomunikasi dengan siswa pada acara Pesantren Ramadhan 1445H yang digelar MTs Negeri 1 Bantul Kamis (28/3/2024) hingga Jumat (29/3/24) di Musala Darul Ilmi madrasah setempat
Ustaz yang pernah menjadi finalis Aksi Indosiar 2013 itu mencoba menyampaikan materi tentang hikmah puasa di hadapan siswa putra MTs Negeri 1 Bantul secara komunikatif dengan mengombinasikan ceramah, nyanyian dan selawatan. Siswa-siswa putra kelas 7 dan 8 yang masih menahan rasa lapar itu pun tergerak untuk mendengarkan dan mencatat ceramah yang disampaikannya.
Dengan suara vokal yang jelas dan jernih dia jelaskan ada 3 hikmah pelajaran yang dapat diambil dri ibadah puasa di bulan Ramadan yaitu, puasa mengajarkan kejujuran, puasa melatih orang untuk berdisiplin dan puasa mengajarkan peduli pada orang lain. Dia juga mengingatkan adanya 2 sahabat penolong di akhirat nanti.
Puasa mengajarkan kejujuaran
Menurut ustaz kelahiran Lampung ini puasa berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Puasa adalah ibadah yang rahasia. Ibadah ini hanya diketahui oleh orang melakukan puasa dan Allah SWT. Dengan demikian, puasa ini sebagai media yang mengajari  seseorang untuk berlaku jujur.
Dalam kondisi apapun, orang berpuasa tidak akan makan dan minum walaupun orang-orang tidak melihatnya makan dan minum. Orang yang berpuasa yakin dan percaya bahwa Allah pasti akan melihatnya. Orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa sedang dilatih untuk menyadari kehadiran Allah dalam hidup kesehariannya.
Puasa melatih kedisiplinan
Ustaz lulusan UIN Sunan Kalijaga itu menjelaskan bahwa di bulan Ramadan makanan yang halal menjadi haram. Menurutnya es teh, pisang coklat, ayam goreng, ayam bakar dan makanan yang lezat lainnya baru menjadi halal ketika habis azan Magrib. Itulah contoh ajaran disiplin waktu. Makanan dan minuman apa pun kalau belum waktunya berbuka tetap tidak dimakan dan diminum. Dengan teknik tanya jawab dia tanamkan materi kedisiplinan berpuasa itu kepada siswa.
Setelah itu sang ustaz ajak para siswa lagi untuk melantunkan bacaan tasbih bersama-sama .
"Subhanallah, Walhamdulillah, Wala Ilaha Illallah, Wallahu AkbarWala HaulaWala QuwwataIlla Billahil Aliyyil Adzim "
Menurutnya jangankan manusia. Angin, udara bahkan pepohonan yang kita lihat itu  semuanya memuji, bertasbih kepada  Allah.
Puasa menjadikan orang dermawan.
Dai yang pernah menimba ilmu di pesantren Al Munawwir Krapyak ,Yogyakarta ini menceritakan puasa mengajarkan kepada kita untuk merasakan penderitaan orang lain. Pada umumnya orang berpuasa hanya sekitar 12 jam dari azan Shubuh (04.24) sampai azan Magrib (17.48). Menurutnya, ada teman-teman sesama muslim yang berpuasa setiap hari. Puasa tidak kenal buka. Ketika waktunya berbuka tidak melakukan buka puasa. Siapakah orang-orang ini? Menurutnya, mereka adalah orang-orang fakir, para miskin yang bertemu dengan nasi tiap hari mungkin hanya sekali. Puasa mengari kita bahwa lapar dan haus itu tidak enak. Untuk itulah puasa mengajarkan agar kita mau membantu siapapun, dimanapun dan apapaun agamanya ketika orang tersebut membutuhkan.
Puasa mengajari kita untuk bersyukur.
Kita masih bisa berbuka tepat waktu dengan makanan yang lengkap; makanan yang lengkap. Dia lalu membandingakan dengan puasa orang  Palestina. Dengan lantang dia ceritakan sampai saat ini ada keluarga di Gaza, di Palestina yang bukan hanya puasa di siang hari tetapi berpuasa selama 24 jam karena tidak ada makanan dan minuman.
"Kita berbuka ketika Azan Magrib berkumandang. Â Semua makanan dan minuman tersedia. Coba kalian lihat dan syukuri. Hari ini ada orang yang berpuasa selama 24 jam. Azan Magrib mereka tidak berbuka karena tak ada makanan. Mereka dalam keadaan kesusahan. Puasa ngajari kita untuk bersyukur. Kita masih beruntung daripada teman-teman yang di Gaza di Palestina. Mereka sedang dibombardir tentara Israil. Kita doakan saudara kita yang ada di palestina agar diselamatkan Allah SWT, " ujarnya
Dua Sahabat penolong
Ustaz yang ikut wirausaha tour and travel ini menjelakan lebih lanjut tentang hadis nabi yang artinya "besok di hari kiamat ada orang kesusahan. Matahari hanya sejengkal di atas kepala manusia. Ada pertolongan dari dua amalan manusia yaitu amalan puasa Ramadan, dan amalan bacaan Alquran."
Â
Penolong pertama: ibadah puasa.
Ustaz Choirul Anas lalu berkata, "Amal ibadah puasa akan ngomong, Wahai Tuhanku, ketika orang ini masih hidup aku korbankan dia untuk berpuasa. Capek menjaga makan; menjaga minum, tidak makan, tidak minum. Menjaga hawa nafsu di siang hari maka Ya Rabb  izinkan aku hari ini untuk memberi pertolongan kepada orang ini. "
Pertolongan kedua: tadarus Alquran.
"Yang kedua ibadah alquran akan ngomong. Ya Rabb izinkan aku membantu orang ini. Anak ini saat masih hidup di dunia sering membaca aku. Aku repotkan dia untuk bangun malam. Untuk membaca aku (Alquran) maka izinkan aku ya Allah hari ini untuk memberikan syafaat pertolongan kepala orang tersebut." Ujar ustadz Anas.
Pada bagian akhir dai yang pernah dakwah di 3 negara Malaysia, Singapura dan Thailand ini menceritakan riwayat sufi; dialog Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khatab saat di alam kubur. Beginilah kisah tersebut.
Di tempat kuburan Umar bin Khattab datang Ali bin Abi Tholib. Ketika Ali bin Abi Tholib lewat di depan makam Umar bin Khatab, Ali berkata, "Hai Umar! Engkau ketika di dunia menjadi orang yang paling berani. Orang paling hebat. Orang paling berani menentang orang yang memusuhi Rasulullah. Hai Umar saya mau tahu besok ketika kamu dikubur ketemu Malaikat Munkar dan Nakir beranikah kamu menentang mereka? Karena di dunia, kamu adalah satu-suatunya orang yang tidak ada yang berani menentang kepadamu."
Saat datang Munkar dan Nakir, mereka bertanya kepada Umar, "siapa Tuhanmu?"
Umar diam saja lalu dia balik bertanya, "Siapa Tuhan kamu berdua?". Munkar dan Nakir  bingung. Semua orang takut pada malaikat itu tetapi orang ini malah tidak takut. Saat ditanya malah tanya balik.
"Siapa Nabi Kamu?" tanya Munkar dan Nakir kemudian. Umar balik bertanya kembali dengan pertanyaan yang sama.
"Siapa kamu?" tanya malaikat itu lagi.
"Aku teman akrab Rasulullah Muhammad SAW," jawab Umar bin Khattab.
Mendengar pertanyaan itu, kedua malaikat saling pandang. Salah satu dari mereka berkata, "Ini adalah Umar bin Khattab."
Setelah itu, kedua malaikat itu pergi meninggalkannya.
Menurut Choirul Anas kisah itu menunjukkan bahwa berteman orang sholeh akan membantu untuk menjadi bagian ahli surga. Lalu ustaz yang aktif juga sebagai guru itu mengajak siswa melantunkan lagu Allahul kaafii rabbunal kaafi sebagai berikut:
Allahul kaafii rabbunal kaafi
Qashadnal kaafi wajadnal kaafi
Likullin kaafi kafaa nal kaafi
Wa ni'mal kaafi Alhamdulillah
Muda mudi di zaman ini/ Senang dicari setiap hari / Â Hura hura dan lupa diri / Lupa mengaji dan lupa mati
Allahul kaafii rabbunal kaafi
Qashadnal kaafi wajadnal kaafi
Likullin kaafi kafaa nal kaafi
Wa ni'mal kaafi Alhamdulillah
Hari ke-hari yang dipirkan/ Kisah cinta nan kasih sayang / Lupa mati tinggalkan sembahyang /Sesal diri tak kepalang
Allahul kaafii rabbunal kaafi
Qashadnal kaafi wajadnal kaafi
Likullin kaafi kafaa nal kaafi
Wa ni'mal kaafi Alhamdulillah
Cukup sudah nasihat ini./ Untuk orang yang punya hati/ Jika ingin selamat diri / Dekatlah Allah dan juga Nabi
Pada akhir pertemuan ustaz muda yang punya chanel youtube @ChairulAnasReal ini berharap pertemuan ini semoga membawa keberkahan. Selanjutnya dia mengajak hadirin berdoa semoga di bulan Ramadan ini kita, orang tua kita, dan guru-guru kita diberikan kesehatan. Demikian juga orang tua yang di rumah diberi umur yang panjang. Ayah bunda diberi nikmat rizky yang luas. Seluruh siswa siswa MTs Negeri 1 Bantul menjadi anak sholeh sholehah. Menjadi generasi robbani penerus agama yang barkhlakuk kharimah. (jae)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H