Lapangan Radu Alas Tuksongo
Desa Tuksongo berada sejauh 2 km ke arah selatan kawasan Candi Borobudur. Perjalanan menuju desa ini melewati perkampungan yang asri dan persawahan yang menyuguhkan pemadangan yang aduhai. Beberapa sopir VW berhenti untuk melayani emak-emak yang pingin ber-selfie ria.
Desa Tuksongo sendiri berada di Pegunungan Menoreh. Diihuni oleh 3.960 jiwa. Kampung ini sangat asri dan masih alami. Nama Tuksongo kabarnya diambil dari nama samaran Kyai Ahmad Abdulssalam (murid Pangeran Diponegoro) dari Keraton Surakarta.
Ada beberapa destinasi wisata di desa Tuksono ini seperti Balkondes Tuksongo, Gardu Pandang Watu Adeg, Situs Dipan, dan Spot Selfie Tuksongo 2 dengan pemandangan 4 gunung (Menoreh, Merbabu, Merapi, dan Sumbing).
Spot selfie Tuksongo itulah tempat tujuan kami. Spot selfie satu ini menyuguhkan indahnya pemandangan Pegunungan Menoreh, lengkap dengan pepohonan hijau seperti pohon randu hingga cemara yang berjajar rapi.
Randu Alas inilah yang dijadikan ikon Desa Tuksongo. Pohon yang merupakan satu batang kayu yang sangat melegenda, Umur Randu Alas konon dikabarkan sekitar 400 tahun.
Sekitar pukul 14.30 WIB rombangan VW kami sampai di Lapangan Randu Alas ini. Satu persatu mobil VW clasic yang diperkirakan seharga 130-170 juta rupiah ini berjajar rapi dengan latar belakang pegunungan Menoreh.
Para sopir VW mulai memberi aba-aba untuk berfoto bersama di atas mobil dengan caping mereka. Sesudah itu berfoto dan melakukan perekaman di depan mobil masing masing sambil meneriakkan yel-yel yang sudah dipersiapkan. Keseruan emak-emak meledak kembali. Kemudian beberapa kelompok riuh berfoto dengan berbagai gaya.