Selendang Hangat Ibunda
(al fakir)
Seberkas cahaya memancar di sana
Diantara remang petang dan gelap malam
Sebuah pondok berdinding bamboo berlantaikan tanah liat, pasir dan kerikil
Beberapa tanaman bunga menghiasi beranda
Dalam pot gerabah yang kau buat dengan lentik jemarimu
Tidak ada hiasan warna warni di pintu dan jendela
Hanya komposisi sederhana anyaman bambu tiga warna
yang menghentikan gerak mata
Di antara hamparan harum bunga kemuning
Kau biasa menuliskan rancak semilir kata hatimu
Tentang bunga almound dan sakura, ombak dan gelombang, pesisir dan samudera,
sekumpulan mega, desir angin dan rinai hujan yang terus kau jelajahi hingga kini
ah ternyata! semua selalu kembali menepi di pangkuan ibunda
di selendang cinta yang menghangatkan
Mengantar langkahmu menuju pagi kembali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H