Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru MTs Negeri 1 Bantul: Rengkuh Siswa Korban Broken Home dengan Asih, Asah dan Asuh

31 Januari 2024   15:41 Diperbarui: 31 Januari 2024   16:06 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://www.melintas.id/pendidikan

Bantul. (MTsN 1 Bantul) Guru Bimbingan Konseling (BK) MTs Negeri 1 Bantul harus mampu merengkuh siswa yang mengalami masalah dalam pembelajaran dengan penuh asih, asah dan asuh. Itulah yang dilakukan oleh Sri Murwanti ketika menemukan dan membimbing seorang siswa korban broken home. Dia memcoba untuk memberikan konseling dan melakukan home visit ke rumah nenek siswa bersangkutan Kamis, 11 Januari 2024.

Menurutnya madrasah sudah seharusnya menjadi rumah ramah yang mampu mengembangkan pikiran dan memperhalus hati setiap tunas-tunas bangsa yang dididiknya. Demikian halnya dengan MTs Negeri 1 Bantul yang bervisi Ceria (Cerdas, Energik, Religius, Inovatif dan Akhlakul Karimah). Sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama, MTs N 1 Bantul merupakan tumpuan harapan bagi masyarakat sekitar Bantul dan Yogyakarta untuk menitipkan putra putrinya menimba ilmu, memperteguh keyakinan keagamaan. Dari 572 siswa yang belajar di madrasah ini, terdapat juga siswa yang kurang beruntung dari segi ekonomi, keutuhan keluarga dan problem sosial lainnya. Satu diantaranya sebut saja Chila (bukan nama sebenarnya) siswa kelas VII adalah anak korban broken home dengan keluarga yang berantakan, tidak ada perhatian ayah dan ibunya sehingga sering absen bersekolah.

sumber gambar: https://www.melintas.id/pendidikan
sumber gambar: https://www.melintas.id/pendidikan

Guru BK  yang sekaligus wali kelasnya tersebut berinisiatif untuk mengorek lebih jauh masalah-masalah yang menghambat belajarnya. Dari stori yang diungguh Chila di media social seperti WA dan facebook ternyata anak ini sudah mengenal berpacaran. Tanpa rasa malu, kegiatan yang merupakan sisi gelapnya itu dia ekspose. Hal itu sebagai dampak dari kedua orangtuanya yang bercerai. Sebagai pelampiasannya anak itu tiap malam begadang sampai larut.

Sebagai ibu pembimbing bagi anak didiknya Murwanti merasa trenyuh dengan keadaan tersebut. Dengan menggandeng neneknya yang cukup mapan ekonominya dan ternyata punya kepedulian, pelan-pelan Chila diarahkan untuk aktif kembali belajar di madrasah. Anak ini direngkuh dengan penuh perhatian dan kasih sayang oleh neneknya tersebut. Sri Murwanti bekerja sama dengan neneknya tak jemu-jemu memotivasi dan menanamkan pikiran positif agar kesehatan, keselamatan, pergaulanya diperhatikan demi masa depannya.

Dengan penuh asih, asah dan asuh pelan-pelan Chila mulai percaya diri karena menemukan orang yang masih peduli dengannya. Akhirnya lambat laun Chila menemukan harapan dan semangat lagi dalam menggapai cita citanya.

"Ditengah tengah kita, di madrasah dan sekolah masih banyak Chila Chila yang lain. Sudah semestinya kita, terutama orang tua dan guru memperlakukan anak korban broken home secara manusiawi. Jangan malah dicap nakal atau bodoh dan label jelek lainnya. Dengan perlakuan itu anak akan merasa nyaman di sekolah, tidak merasa diasingkan oleh komunitas lingkungannya. Dengan perlakuan asah, asih, asuh semoga anak-anak didik kita menemukan kehidupan masa depannya yang baik, " ujar Sri Murwanti. (Mur)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun