Saya terbeban sebagai pendidik untuk membagikan rasa cinta tanah air dan Pancasila kepada anak didik saya.
Percaya atau tidak, anak-anak usia 8-9 tahun ini ternyata bisa mengerti ketika saya menyampaikan kondisi bangsa dan Pancasila. Â Awalnya saya khawatir mereka tidak paham. Ternyata tidak. Mereka tertarik sekali dan muncul banyak pertanyaan dari mulut kecil mereka.
Perbedaan suku, ras, agama yang ada di dalam kelas, saya gunakan untuk membantu siswa lebih mudah memahami pentingnya Pancasila di Indonesia.
Menghargai keyakinan orang lain dengan tidak mentertawakan gaya beribadah mereka yang berbeda, menghormati setiap agama dengan mengucapkan selamat hari raya bagi yang merayakan. Tidak boleh mengejek agama lain. Â Inilah Pancasila yang bisa dipahami siswa.Â
Saya ingin melihat generasi bangsa berikutnya dibereskan pola pikirnya tentang perbedaan yang ada di Indonesia sehingga tidak terjadi lagi kasus-kasus pelecehan agama, intoleransi yang merugikan negara.
Bagaimana mengajarkan arti persatuan Indonesia di kelas?
Seperti yang saya telah sebutkan  di atas, dalam satu kelas di tempat saya mengajar,  suku, ras dan agama para siswa berbeda-beda. Saya melihat  dan belajar tentang gaya hidup Pancasila yang nyata dari anak-anak ini.
Mereka tidak pernah sibuk menanyakan agama nya apa, suku apa jika ingin bermain, belajar bersama atau jika ingin menolong. Mereka tidak pusing dengan hal-hal tersebut. Mereka hanya melihat sesama manusia dari jiwa terdalam, bukan dari kulit luarnya. Inilah persatuan Indonesia. Inilah gaya hidup Pancasila.
Dan satu hal lagi mengenai ras.
Kebetulan mayoritas dari siswa yang saya ajar adalah keturunan China. Anak-anak usia ini terkadang tidak mengerti mereka termasuk suku apa. Di sinilah saya sebagai pendidik mengingatkan bahwa keturunan China pun tetap orang Indonesia meski mereka tidak termasuk suku di Indonesia.
Mereka yang lahir, besar, mencari nafkah di Indonesia adalah orang Indonesia. Mereka bukan outsider (orang asing) karena mereka bersama-sama berjuang membangun Indonesia. Bahkan  mungkin saja rasa cinta mereka terhadap Indonesia lebih besar daripada suku manapun di negara ini.