Kisah di Munich, Jerman.
Setelah tiba di Bandara Munich, kami tidak langsung menuju hotel. Kami menuju target perjalanan pertama di Jerman yaitu Allianz Arena yang merupakan stadion sepak bola yang berada di sebelah utara kota Munchen. Kami hanya berfoto saja tepat di depan spot yang ada tulisan Allianz. Tidak ada yang dilihat di sana selain stadion besar yang sepi.
Setelah puas berfoto, kami kembali naik bus yang parkir tidak jauh dari tempat kami. Sebelum duduk, kami memastikan diri sudah membersihkan tangan dengan hand sanitizer yang tersedia di sebelah pak supir bule.
Sudah pasti tempat ini sangat sepi dikarenakan pemerintah Jerman sudah menutup beberapa kota.
Hari semakin siang dan perut kami pun minta diisi. Tempat persinggahan kami selanjutnya adalah tempat perbelanjaan bernama Marienplatz dengan tujuan makan siang sekaligus window shopping. Marienplatz adalah pusat alun-alun di kota Munich.
Karena di dalam paket tur kami tidak disediakan makan siang, maka kami harus mencari masing-masing tempat makan yang ada di sana. Pertanyaan pertama adalah “mau makan apa?”, kedua “harganya berapa ya?”
Saya belum sempat gooling tentang tempat ini dan jenis makanan yang cocok dengan perut dan kantong saya. Saya sudah tidak bersemangat mencari tahu tentang makanan, tempat belanja sejak tarik ulur soal keberangkatan ke Eropa.
Untungnya tour guide mengarahkan kami ke arah tempat makan KFC. Kami janjian untuk berkumpul lagi sekitar jam 4 sore tepat di depan KFC.
Begitu mendengar nama KFC, wah senangnya karena tempat makan inilah yang paling saya tahu. Peserta lainpun ikut memilih KFC sebagai tempat makan siang mereka.
Setelah asik memilih jenis ayam dan minuman, saya cukup terkejut mengetahui biaya makan KFC di Jerman. Namanya orang Indonesia, tidak afdol kalau segala sesuatu tidak dihitung pakai kurs Indonesia.