Saya masih terbilang beruntung karena masih memiliki gaji tetap  sebagai  seorang guru swasta tetapi dampak ekonomi turut saya rasakan juga.
Saya harus pintar-pintar mengelola keuangan yang sumbernya hanya berasal dari gaji saja. Biasanya saya masih mendapatkan penghasilan tambahan sebagai guru les privat, tetapi kali ini benar-benar kosong, tidak ada sama sekali.Â
Hanya gaji saja, sumber satu-satunya penghasilan saya. Otomatis saya harus lebih disiplin dalam mengeluarkan uang dan mulai merancang strategi keuangan jika seandainya sesuatu yang tidak diinginkan terjadi seperti pemotongan gaji karyawan. Who knows?
Bagaimana cara saya menyiasati keuangan di masa pandemik ini?Â
Berikut tips yang saya jalankan:
1.Disiplin memisahkan gaji menjadi 3 bagian:
     *  Pos kewajiban agama dan sosial 15%.
 Sebagai kaum nasrani, saya punya kewajiban memberi sepersepuluh dari gaji saya kepada gereja setiap bulannya sebagai ucapan syukur atas berkat yang Tuhan beri. Kami menyebutnya dengan perpuluhan. Buat saya, ini bukanlah kewajiban melainkan haknya Tuhan yang sudah seharusnya saya berikan  kembali kepadaNya.
Cukup sulit sebenarnya untuk memberi perpuluhan  di masa seperti ini jika tidak mengerti alasan  mengapa harus memberi perpuluhan. Namun, saya mau disiplin menjalankan kewajiban agama saya karena yakin berkat Tuhan tidak akan kurang buat saya.Â
Di samping itu, saya juga terbiasa menyisihkan sebagian kecil dari gaji untuk dana sosial. Dana sosial ini biasanya saya berikan kepada keluarga besar yang sedang mengalami kesulitan dan berbagi dengan orang lain yang sedang membutuhkan bantuan seperti di masa sekarang ini. Meski jumlahnya tidak besar, tetapi saya merasa bahagia jika bisa berbagi.
     *Pos pengeluaran rutin  60-70 %yaitu pengeluaran kebutuhan sehari-hari, termasuk  cicilan.