Mohon tunggu...
Rosda Yanti
Rosda Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Love

Wahai Istri, Janganlah Banyak Mulut

17 Januari 2024   18:01 Diperbarui: 17 Januari 2024   18:07 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini aku pikir aku adalah wanita kalem, pendiam dan tidak pintar ngomong. Setelah menikah, baru kusadari ternyata aku punya bakat terpendam. Aku berbakat memberi ceramah dan berdebat dengan suami.

Setiap kali suami melakukan sesuatu yang aku tidak setuju, aku bisa dengan cepat menceramahinya panjang lebar tanpa melihat sikon. Berusaha mengarahkannya ke jalan yang benar. Isi ceramahku pun udah kayak orang paling bener, kadang ditambahi dengan ayat pendukung dari Alkitab, quote dari tokoh-tokoh terkenal dunia atau pesan dari buku-buku yang aku pernah baca.

Setiap jawaban dan pembelaan diri suami selalu berhasil aku patahkan dengan pilihan kata yang tepat, lugas dan tajam. Sesi adu argument biasanya aku menangkan dengan telak dan suami hanya bisa diam tak sanggup berkata-kata lagi untuk menyanggah.

Kadang setelah mengucapkan satu kalimat yang menurutku keren, dalam hati berguman, "Wah, keren banget tadi kata-kata ku itu. Kok bisa ya aku bicara sebijaksana itu. Mungkin sebenarnya aku berbakat jadi pengacara".

Akan tetapi, setiap kali aku selesai 'mengkotbahi' suami atau memenangkan sesi debat ternyata hal itu tak bikin aku bahagia dan damai sejahtera. Apalagi kalau aku lihat suami jadi diam dan bukannya menjadi koperatif tapi malah bersikap makin ngeselin.

Aku harus bagaimana sih sebenarnya? Masa aku diam saja saat aku melihat sesuatu tak berjalan dengan semestinya?

Lalu aku dapat suatu pencerahan dari sebuah program bernama Anda Bertanya Alkitab Menjawab (ABAM) di youtube channel Truth.id. Ini adalah acara tanya jawab seputar masalah-masalah jemaat yang dijawab oleh Pendeta Erastus Sabdono.

"Kamu jangan banyak mulut. Kamu nasehati suamimu sekali dua kali, setelah itu diam aja. Fokuslah untuk hidup benar. Fokus mencari kehendak Tuhan untuk menemukan arahan harus berbuat apa" kira-kira begitu biasanya beliau memberikan nasehat saat ada istri-istri yang curhat dan minta solusi terkait konflik keluarganya.

Dan aku mulai berpikir, sepertinya banyak mulut memang bukanlah solusi, malah bisa memperkeruh suasana. Padahal tujuan istri-istri ceramah alias mengomel biasanya adalah untuk memperbaiki perilaku. Tapi nyatanya perilaku suami nggak berubah juga walau istri udah ngomel sampai berbusa.

Jadi aku mulai mempraktekkan nasehat untuk jangan banyak mulut itu. Setiap kali hasrat ingin ngomel berkobar di dada, aku tahan. Mengingatkan dalam hati, "Jangan banyak mulut!"

Lihat barang tidak dikembalikan pada tempatnya, ingin rasanya langsung mengingatkan, tapi ada suara, "Jangan banyak mulut" lalu dengan diam aku kembalikan barang itu pada tempatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun