Sejak saat itu, Â aku meyakinkan diri bahwa aku pasti bisa kuliah dan mulai mencari cara.. Akhirnya pada tahun ke tiga setelah aku bekerja di pabrik itu, aku mendapatkan keberanian untuk melangkah dan mendaftar kuliah.
Setelah mendapat keberanian untuk melangkah, urusannya tidak serta merta jadi lancar jaya. Banyak tantangan di sepanjang jalan yang berusaha mematahkan semangat dan membuatku tergoda untuk berhenti dan mundur.
Dalam hal inilah kegigihan dan pantang menyerah berperan besar sehingga akhirnya aku berhasil menyelesaikan kuliahku.
Setelah satu langkah terselesaikan, dorongan suara dalam hatiku mengarahkan ku lagi untuk melakukan tahap selanjutnya. Suatu dorongan hati yang membuatku tidak happy sebelum aku melakukannya.
Saat seseorang berusaha mengubur dan memadamkan impiannya, dengan berbagai alasan, dengan berbagai kesibukan, mungkin untuk sementara waktu mereka akan lupa dengan impian tersebut.
Sampai pada akhir masa hidupnya, maka penyesalan demi penyesalan akan muncul. Dia akan melihat kembali perjalanan hidupnya dan merenungkan, apakah hidupnya sudah cukup berarti? Apa yang akan terjadi seandainya dulu dia melakukan apa yang jadi kerinduan hatinya?
Pandji Pragiwaksono pernah berkata, Â "Jangan membunuh mimpi kerena mimpi tak pernah mati. Dia hanya akan pingsan dan bangun lagi ketika kamu sudah tua dalam bentuk penyesalan."
Saat seseorang sudah tua, dia mungkin akan berkeluh, coba dulu aku melakukan ini itu ono, mungkin hidupku akan begini begono. Ah seandainya bisa mengulang waktu.
Walau di sekitar kita ada contoh orang-orang sukses di masa tuanya, misalnya Colonel Sanders yang berhasil dengan bisnis KFC pada usia 65 tahun, namun hal itu tidaklah dicapai dalam satu langkah saja.
Kesuksesan itu merupakan buah dari ketekunannya berusaha mengejar impiannya tahap demi tahap, bangkit dari kegagalan demi kegagalan.
Bagaimana dengan kamu? Apa yang jadi impian kamu saat ini dan apa yang telah kamu lakukan untuk mencapainya? Apakah rasa takut menghentikan langkahmu?