Selama ini aku tak pernah bikin anggaran keuangan. Aku pikir itu hanya untuk orang-orang yang gajinya besar. Kalau untuk gaji kecil, rasanya itu sia-sia aja. Buat apa juga? Gaji Cuma numpang lewat kok repot-repot bikin anggaran.
Namun tanpa anggaran tertulis, seringkali uangku habis begitu saja. Dengan membuat anggaran, aku jadi tau menilai posisi keuangan setiap bulan. Penghasilan berapa, dikurangi berbagai pengeluaran yang diperlukan.
Jadi bila sebelumnya dana yang ada kadang tak cukup dan semua kebutuhan seolah adalah kebutuhan tak terduga, dengan bikin anggaran, keuanganku jadi lebih terkendali.
Biasanya aku bikin anggaran setiap akhir bulan sebelum gajian.  Aku menuliskan apa saja kira-kira yang akan  dibutuhkan di bulan depan untuk dialokasikan dananya. Aku juga menganggarkan sejumlah dana untuk hal-hal yang diluar prediksi, biar tidak mengganggu dana lain yang sudah jelas alokasinya.
Dalam anggaran ini, jumlah total penghasilan dikurangkan dengan total pengeluaran bersaldo 0 rupiah. Jadi semua dana sudah ada tugasnya masing-masing. Tidak ada dana yang nganggur.
2. Mengklasifikasi Tujuan Tabungan dan Investasi
Sebelumnya aku sudah rutin menabung, namun belum punya tujuan yang jelas untuk tabungan tersebut. Hanya ditumpukin saja di satu rekening.
Berdasarkan saran dari para perencana keuangan, perlu ada tujuan jelas dari tabungan dan investasi yang kita buat. Misal untuk dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan, dll. Jadi dengan diperjelas begini  dananya tidak tumpang tindih.
Aku mengalokasikan 20% penghasilan untuk tabungan dan investasi. Hal ini juga tertera di anggaran bulanan. Jadi dana ini segera disisihkan begitu gajian turun. Bukan menabung kalau ada sisa.
3. Menerapkan Gaya Hidup Hemat
Aku berusaha untuk lebih berkesadaran saat akan belanja. Membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Tidak beli sesuatu hanya karena lagi diskon, tapi emang karena butuh.