"Hadeh..gaji cuma numpang lewat aja, ribet amat harus bikin budget!"
Demikian aku membatin saat seorang rekan kerja berusaha menjelaskan padaku cara mengelola dan membuat catatan keuangan pribadi.
Dia menunjukkan aplikasi yang biasa dia gunakan, berisi keterangan jumlah pendapatan, pos-pos pengeluaran, grafik-grafik dan berbagai fitur lain untuk mencatat keuangan.
Aku tau dia berniat baik saat menjelaskan hal itu. Â Ketika itu memang keuanganku memang begitu amburadul. Gaji yang tak seberapa hanya habis begitu saja tak tau kemana, dan saya sering berhutang untuk hal konsumtif.
Walau aku sempat juga menggunakan template catatan keuangan yang dia berikan namun aku merasa itu terlalu ribet. Tidak ampuh juga. Aku yang tadinya boros tetap boros. Bedanya tadinya borosnya tak tercatat, sekarang tercatat.
Beberapa waktu kemudian, menjelang pernikahanku, satu hal yang ingin  kupersiapkan adalah belajar mengelola keuangan dengan lebih baik.
Aku melihat banyak konflik rumah tangga yang berakar pada masalah keuangan.
Semasa masih lajang, dampak dari kecerobohanku mengelola uang hanya aku sendiri yang menanggung. Kalau aku udah jadi istri, nantinya mungkin perlu mengelola uang suami juga. Maka aku harus bisa mengelola dengan baik, biar bisa dipercaya oleh suamiku.Â
Karena itu aku mulai belajar mengelola keuangan dari berbagai sumber di internet. Â Ternyata tak harus serumit yang pernah diajari oleh teman kerjaku waktu itu.
Dari berbagai sumber itu aku mulai belajar mengelola keuangan dengan cara berikut ini:
1. Membuat Anggaran Bulanan