Mohon tunggu...
Rosda Yanti
Rosda Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Komunikasi agar Traveling Tidak Berakhir Kecewa

6 November 2022   20:47 Diperbarui: 6 November 2022   20:54 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernyataan bahwa rasa kecewa itu disebabkan oleh harapan kita yang terlalu tinggi terhadap sesuatu, menurut aku ada benarnya.  


Saat kita berharap seseorang seharusnya melakukan ini itu tapi dia tidak melakukannya. Hasilnya memang rasa kecewa.


Dalam hal traveling aku pernah mengalaminya saat pertama kali ke Bali bersama 2 orang sahabatku ketika baru lulus kuliah.


Rencana ke Bali sangat membuatku bersemangat. Bagiku Bali adalah Suatu tempat wisata yang begitu indah yang terletak jauh dari tempat tinggalku. Bisa kesana adalah suatu impian yang jadi nyata. 


Kami sudah beli tiket pesawat pulang pergi sekitar 6 bulan sebelum keberangkatan. Sejak saat itu kami pun mulai sering membahas dan membayangkan alangkah indahnya traveling kami disana nantinya.


Saat kami akhirnya tiba di Bali, hari pertama kami sangat bahagia. Namun, ternyata ada masalah yang terjadi kemudian. Kedua sahabatku punya harapan dan keinginan yang berbeda selama kami disana. Yang satu ingin ke tempat A, yang satu lagi ingin ke tempat B. Yang satu ingin melakukan kegiatan A, yang satu lagi ingin melakukan kegiatan B.


Suatu hal yang akhirnya membuat traveling pertamaku ke Bali berakhir tak Happy ending dan berakibat persahabatan kami jadi bubar.

Beberapa waktu kemudian, aku mulai sering traveling dengan teman kantor. Dari pengalaman travelling bersama teman kantorku, aku belajar membuat persiapan dan perencanaan perjalanan.


Biasanya kami bagi tugas untuk berbagai persiapannya. Ada itinerary yang disetujui semua peserta, ada penanggung jawab untuk tiket, penginapan dan rental mobil, bahkan untuk mendaftar pada event yang kami mau kunjungi di tempat tertentu. Rincian budget pun jelas sehingga tak menimbulkan drama-drama yang tidak perlu.

Dari hal itu aku sadar, kesalahan kami waktu pertama kali ke Bali itu. Kami semua punya ekspektasi yang berbeda tapi tidak mengkomunikasikannya di awal. Masing-masing menyimpan ekspektasinya dalam hati. 

Aku beruntung karena memang tak ada ekpektasi khusus. Diajak kemana aja aku senang selama itu namanya di Bali. 

Satu orang sahabatku memang secara aktif mengajak diskusi untuk rencana perjalanan. Tapi sahabatku yang satu lagi selama kami ngomogin rencana ke Bali memang tak banyak bicara. Lebih banyak berkata terserah aja. Dan baru ketahuan setelah di Bali ternyata dia punya banyak ekpektasi. Sehingga saat kami jalan ke suatu tempat yang tidak sesuai dengan ekpektasinya, dia protes dan kesal. 

Tentu saja tak salah untuk punya ekspektasi tertentu. Kalau saja dia terbuka dan berkomunikasi dari awal.

Traveling bersama sahabat adalah  menyenangkan, namun komunikasi yang jelas dan persiapan yang matang adalah satu hal yang penting. Jangan sampai mengalami kejadian tak asik seperti yang pernah aku alami bersama sahabat-sahabatku waktu itu karena ekpektasi yang tak dikomunikasikan.

#docjay

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun