Penugasan resume MPA FIP - PGSD thn 2015
Nama : Rosanti
Fak/jurusan : FIP/PGSD
NIM : 1815150820
- Identitas buku judul : Negeri 5 Menara
Penulis : Ahmad Fuadhi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Agustus 2010
Kota Terbit : Jakarta
Tebal : 424 halaman
- Tujuan pengarang buku :
Untuk mengubah pandangan mereka tentang kehidupan pondok yang begitu terkait dan mayoritas hanya memperdalam ilmu agama dan ingin memperdalam ilmu pengetahuan dan mencari motivasi hidup disetiap kata dalam novel yang penuh motivasi ini.
- Pokok-pokok atau rangkuman isi buku :
Novel ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Alif ,Alif adalah anak desa yang ditinggal di Bayur , kampung kecil di dekat Danau Maninjau Padang, Sumatera Barat, selepas tamat SMP Alif sudah berencana melanjutkan sekolah Ke SMU negeri di Padang yang akan memuluskan langkahnya untuk kuliah dijurusan yang diinginkan. Namun amaknya (ibunya alif) tidak setuju dengan keinginan Alif untuk masuk SMU, ibunya ingin alif menjadi Buya Hamka dan melanjutkan sekolah ke pondok pesantren ,Alif mendapat surat dari Paman Entek Gerindo yang merekomendasikan sebuah pesatren yang menggunakan bahasa arab dan inggris berserta penjelasan yang menarik tentang pesantren itu paman Entek meyebutnya PM (peantren madani). Atas saran dari pamannya diKairo alif pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pondok yang ada di Jawa Timur walaupun awalnya amak berat dengan keputusan Alif yang memilih pondok di Jawa bukan yang ada di dekat rumah mereka dengan pertimbangan Alif belum pernah menginjak tanah diluar ranah minang , namun akhirnya ibunya merestui keinginan Alif itu.
Awalnya Alif setengah hati menjalani pendidikan dipondok karena dia harus merelakan cita-citanya yang ingin kuliah di ITB dan menjadi seperti Habibie. Akhirnya Alif dan ayahnya berangkat menju jawa tepatnya ke jawa timur. Sampailah alif disebuah tempat yang berda jauh dari keramaian bagaikan kampung diatas kabut.
Akhirnya Alif tiba di Pondok Madani .Disinilah dimulainya persahabatan 6 orang pemuda yang penuh cita-cita besar yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Akhirnya kujungan ayah berakhir, sebelum masuk ke PM kami dihadapkan pada tantangan besar yaitu ujian masuk PM. Alhamdulillah nama alif masuk dalam daftar santri yang lolos ujian. Dikelas inilah alif dipertemukan dengan Atang dari Bandung, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Baso Salahuddin dari Gowa, Dulmajid dari Madura dan Alif dari Maninjau Sumatra Barat dan walikelas yang penuh dengan wibawa Ustadz salman.
Setelah Isya bersama-sama mereka pergi keaula terdapat tulisan yang menempel didinding pekan perkenalan Siswa PM. Tampak sosok pria separobaya gagah dan berpakaian rapi penuh wibawa itulah kiyai Rois pemimpin PM Kiyai Rois membuka pembicaraan dengan salam yang menentramkan kami bak siraman embun. “karena menguasai ragam ilmu maka kiyai Rois sering disebut rennaisance man, pribadi yang tercerahkan karena ilmunya” ujar Raja. “ Marhaban. PM yang berisikan manusia yang bersal dari seluruh indonesia mulai dari pelosok sampai kota berbaur menjadi satu dengan dwibahasa inggris dan arab. Dihari seusai pekan perkenalan Alif dan teman-temannya sudah mendapatkan hukuman. Karena telat Alif dan teman-temanya mendapat hukuman jewer berantai dan masih di paggil ke kantor Mahkamah. Terpaksalah alif dan ke5 sahabatnya itu mendapat hukuman lagi untuk menjadi jasus atau keamanan ketertibab dalam waktu 24 mereka harus mendapat mangsa pelanggar tatatertib.
Mereka mendapat julukan teman-temannya sebagai shohibul menara karena mereka ber6 selalu bersama-sama mengahabiskan waktu dibawah menara dekat masjid. Mereka mendapat kalimat sihir Man Jadda Wajada dari walikelasnya ustadz salman yang terus terpatri kedalam raga, hati, dan pikiran mereka untuk mengapai semua hal menjadi lebih mudah. Tak hanya itu merekan mendapat kalimat hebat yang selalu mereka inggat “Man Shabara Zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi didepan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi apa yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjdi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup” kata-kata inilah yang selalu terngian ditelinga mereka kata-kata yang di ucapkan kiyai Rois.
Alifpun mendapat beberapa surat dari temanya randai yang membuat hati alif semakin terbaka oleh rasa iri karena ingin sekolah di SMA. Waktu terus berlalu alif dan teman-teman shohibul menara belajar dengan giat. Suatu malam alif dan boso mendapat tugas menjadi bulis lail dan menjadi pahlawan karena ikut membantu menagkap pencuri. Akhirnya mereka masing-masing mentorehkan prestasi masing-masing Alis menjadi redaktur majalah syams dan penegak bahasa cordova , said sebagai ketua sensor anggota the magnificent seven, raja menjadi penggerak bahasa pusat atau sering di sebut thr three muskeeters, boso sebagai sumber belajar dan menghafal Al-Quran. Setiap hari mereka selalu berkumpul di bawah menara sesekali mereka melihat awan dan membayangkan tempat yang ingin mereka kunjungi setiap anak memiliki tujuan sendiri sendiri. Awan itu berubah menjadi benua dan negara yang suatu saat akan mereka kunjungi.
Akhirnya masa test kelulusan tiba mereka belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa lulus namaun saya satu teman alif telah pergi sebelum lelus. Boso terpaksa pulang karena nenek satu-satunya sakit nenek yang merawat boso sejak kecil karena boso adalah anak yatim piatu sejak kecil di tinggal mati oleh kedua orang tuanya. Walaupun boso keluar dari PM boso tetap melanjutkan cita-citanya yaitu menjadi kafidz dan menaikan tingkat pendidikan di daerahnya. Akhirnya test dimulai alif dan shohibul menara yang lain berjuang keras belajar tak kenal lelah. Kerja keras merekapun dibayar setimpal dengan hasil ujian mereka yang cukup memuaskan. Alhamdulillah mereka semua lulus dan berhijrahlah mereka ketempat yang lebih jauh. Akhirnya mereka ditemukan lagi namun tempatnya sudah berbeda mereka bertemu di London.
Mereka membuat janji untuk bertemu di tempat impian semasa di PM dulu Trafalgar Square akhirnya alif bertemu dengan atang dan raja sahabat karib yang mengingatkan alif kemasa silam di PM. perbincangan merekapun terus berlanjut di rumah raja yang sudah memiliki istri bernama fatia sekarang mereka semua sudah beristri. Secangkir kopi menemani perbincangan mereka sampai subuh.
Baso sekarang sudah kuliah di mekkah, dulmaji dan said bersama-sama mendirikan madrasah dan berusaha bersama. “ Belasan tahun lalu kami kerap menegadah kelagit menjelang sore, berebut menceritakan impian-impian gila kami yang setinggi lagit: Aran Saudi, Mesir, Eropa, Amerika, dan indonesia”. Alifpun tergetar mengingat-ingat segala kebetulan yang dia alami ini. Mereka berenam sudah berada lima negara yang berbeda. Dimenara impian mereka Arab Saudi, Mesir, Eropa, Amerika, dan indonesia yang semuanya itu diawali dari sebuah rajutan impian yang gila. Namun dengan kalimat Sihir Man Jadda Wajada semua itu bisa mereka dapat “ siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”. Sungguh Tuhan Maha Mendengar .
- Keunggulan buku :
Dapat dengan mudah kita menerka nuansa apa yang akan kita rasakan sampai pada selesainya novel ini dan novel ini sangat kental tentang ilmu agama maupun pengetahuan.
Kekurangan buku :
Sayangnya penulis kurang mampu memperlihatkan dinamika cerita sedikit datar ,klimaks cerita kurang menonjol sehingga pembaca merasa bosan dan bahasanya kurang dipahami.
- Saran dan penyajian buku :
Menurut saya seharusnya novel ini jangan terlalu banyak bahasa yang tidak dipahami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H