Mohon tunggu...
Maria Rosaly Rafa
Maria Rosaly Rafa Mohon Tunggu... Model - Mahasiswi

Untuk mengejar cita-cita dan impian diperlukan pengorbanan untuk membuat tugas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Lois Fathiarini, Tattooist Perempuan Asal Jogja

12 November 2019   15:30 Diperbarui: 12 November 2019   15:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lois Nur Fathiarini, tattoist perempuan asal Jogja. | dokpri

Selama menjalani profesi sebagai Tatto artist, Lois mengatakan bahwa Ia juga mendapatkan pengalaman yang luas dari interaksi dengan kliennya, bahkan mengenai isu-isu yang sedang terjadi. Klien pun berasal dari beragam latar belakang dan profesi mulai dari dokter, calon pastor, pekerja tambang hingga ibu rumah tangga, hal ini pula yang membuatnya memiliki banyak pengetahuan dan kenalan.

"Pengalaman berkesan ku, ya.. banyak klien yg bisa jadi teman. Karena sesi konsultasi jadi sedikit banyak tahu, tahu kesukaan, kebiasaan dan bisa diskusi hal-hal diluar tatto. Dapat pandangan luas tentang berbagai isu-isu."

Lois juga mengatakan bahwa ia tetap keep in touch dengan para kliennya.

Studio tatto
Studio tatto
Mengenai pandangan masyarakat umum mengenai tatto, Lois juga memberi saran pada kliennya bahwa mereka harus siap dengan pendapat orang di luar sana, sehingga ia menyarankan kepada orang yang memiliki tatto masih sedikit atau baru akan membuat tatto untuk tidak membuatnya di bagian tubuh yang akan terlihat jelas seperti tangan, jari, leher dan muka sebaiknya membuat di bagian tubuh yang tertutup sehingga dapat menutupi tatto tersebut dan menyadari bahwa tatto bukan hanya sekedar aksesoris yang dapat dibeli di toko namun akan melekat selamanya dan menjadi tanda di tubuh klien tersebut.

Lois pun meyarankan untuk para klien yang akan membuat tatto untuk mengkonsultasikan langsung dengan tatto artisnya atau pergi langsung ke studio tatto. Ia pun berpesan bahwa klien harus cerdas dan tidak mudah percaya dengan media, karena kembali lagi bahwa industri tatto itu eksklusif, tidak banyak orang yang tahu mengenai dunia tatto dan hanya sekedar opini-opini yang tidak memiliki fakta atau bukti.

"Jadi kalo kita tidak kasih tau ke klien atau media, mereka akan terus mempublish informasi yang masih di awang-awang dan akan membingungkan klien"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun