Mohon tunggu...
Rosalita Dian
Rosalita Dian Mohon Tunggu... -

Yogyakata-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pertarungan Antara Media Konvesional dan Digital, Siapakah Pemenangnya?

5 April 2014   18:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:02 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Rosalita Dian

Pers melakukan komunikasi kepada masyarakat dengan menggunakan media, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Pers mencari memperoleh mengolah dan menyampaikan informasi baik tulisan, suara, gambar, data, grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan saluran yang tersedia.Bersamaan dengan perkembangan media global yang mampu menjangkau segenap dunia saat ini membuat media tidak hanya lagi terdiri dari media cetak dan elektronik tapi juga merambah ke media online, dengan menggunakan internet.

Internet merupakan jaringan global dari sebuah jaringan komputer. Seiring dengan perkembangan media dari waktu ke waktu, media semakin dipengaruhi oleh globalisasi dan moderenisasi. Tidak terkecuali media yang terdapat di Indonesia. Belakangan ini, internet juga dimanfaatkan sebagai media massa layaknya televisi dan surat kabar. Sampai akhirnya dikenal dengan sebutan media massa online atau media digital. Kecepatan dan kecanggihan internet tidak bisa dipungkiri lagi telah mengungguli dan menembus batas-batas yang terkadang tidak bisa dilakukan oleh media konvesional seperti surat kabar dan televisi. Terutama dalam hal jarak, waktu, dan kecepatan. (Mike Ward, 2002)

Lalu, bagaimana nasib media konvensional seperti surat kabar, majalah, dan koran setelah munculnya media digital? Sebuah penelitian yang dilakukan oleh salah satu perusahaan pers di Sembilan kota besar seperti Jogja, Jakarta dan Surabaya menemukan sebuah hasil yang cukup mencengangkan. Jumlah pembaca media cetak baik koran, surat kabar ataupun majalahmengalami penurunan, jika angka sebelumnya jumlah pembaca koran mencapai angka 25,1% kini hanya tersisa 15% saja, begitu juga dengan jumlah pembaca majalah yang sebelumnya jumlah pembaca mencapai 25% kini tersisa hanya 8%, tabloid yang sebelumnya juga mencapai angka 17,1% kini tersisa hanya 9%. Salah satu penyebabnya adalah, hadinya media digital seperti internet yang lebih diminati oleh masyarakat. Survey membuktikan bahwa jumlah pengguna media digital yaitu internet jumlahnya naik mencapai 19,4% lebih tinggi presentasenya jika dibandingkan oleh pembaca media cetak. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir, yaitu pada tahun 2006 jumlahnya hanya 10,3 %, pada tahun 2007 jumlahnya naik menjadi 12,1 %, pada tahun 2008 jumlahnya kembali mengalami kenaikan menjadi 14,6%, dan pada tahun 2010 jumlahnya sudah hampir 19 %.

Pertanyaan yang terus bermunculan dipasar media adalah apa sebenarnya yang membuat masyarakat berpindah haluan dari media konvensional menjadi media digital? Berikut adalah beberapa alasan umumnya, jika dilihat dari beberapa aspek :

1.Kecepatan

Kecepatan menjadi salah satu elemen yang terpenting dalam soal pemenuhan kebutuhan informasi. Media digital dalam urusan ini memang tidak akan tertandingi oleh media konvensional. Bagaimana tidak, media digital bisa langsung saja mengupdate peristiwa yang baru terjadi satu jam yang lalu dengan bantuan internet. Media konvensional? Harus membutuhkan tahapan penyetakan sebelum berita itu terdistribusikan kepada masyarakat.

2.Biaya Operasioanl

Jika dibandingkan dengan media konvensional, media sosial sebagai media digital memang pada umumnya lebih murah. Siapapun, kapanpun dan dimanapun hanya membutuhkan jaringan internet untuk mendapatkan sebuah informasi. Tidak hanya konsumen informasi, perusahaan media sebagai produsen informasi juga dipermudah dalam hal biaya ketika menerbitkan atau mengirimkan informasi untuk konsumen (masyarakat).

3.Interaktif

Media sosial (media digital) adalah media yang paling mudah digunakan jika dibandingkan dengan media-media lainnya. Jika pada umumnya media konvensional hanya bersifat satu arah, berbeda halnya dengan media digital yang lebih interaktif, diportal-portal online sudah bisa kita lihat dibagian paling bawah, biasanya ada kolom yang bertuliskan “tinggalkan komentar” yang bisa lebih mempermudah konsumen untuk berinteraksi. Hal inilah yang membuat media konvensional kurang interaktif.

Meskipun demikian, bukan berarti media konvensional tidak mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media digital. Ada sisi-sisi kelebihan media konvensional yang membuat segelintir orang masih mencintai media konvensional. Meskipun jumlah peminatnya menurun setiap tahunnya. Kita masih bisa menemui pemandangan segelintir orang yang membaca koran dipagi hari dengan secangkir kopi sebagai teman. Ketika orang sudah lelah beraktifitas dengan rutinitasnya, kemudian bersantai disore hari dengan membaca koran dan secangkir teh sebagai temannya. Pemandangan itu masih belum hilang dari kebiasaan masyarakat kita. berikut adalah alasan mengapa media konvesional (koran, majalah, dan tabloid) masih mendapatkan tempat di hati beberapa masyarakat :

1.Repeatable

Media cetak sejenis koran, tabloid dan majalah masih dapat dibaca berkali kali dengan menyimpannya atau mengklipingnya, sehingga ketika diperlukan kembali, masih dapat dibaca lagi.

2.Analisa

Jika dibandingkan dengan media digital, soal urusan analisa tulisan media konvensional memang lebih mendalam, membuat orang menjadi berfikir lebih spesifik tentang isi sebuah tulisan.

Media digital dan media konvensional seolah berperang, berlomba-lomba menduduki pasar media. Berbagai media seolah terus membuat terobosan-terobosan baru agar tidak menduduki posisi terbawah. Lalu, siapakah yang akan menjadi pemenangnya?

Meskipun ada beberapa perusahaan media cetak, koran khususnya yang mengalami gulung tikar dalam sepuluh tahun belakangan ini, tapi itu tidak bisa dijadikan patokan bahwa media konvensional sudah tidak mempunyai tempat lagi di hati masyarakat, bukan juga karena terjangan arus media digital yang semakin kencang. Sebagian besar kebangkrutan itu karena permasalahan internal perusahaan. Salah satu perusahaan media cetak yang gulung tikar adalah Majalah News Week, yang harus menghentikan edisi cetaknya pada akhir tahun lalu, karena sirkulasi secara global mengalami penurunan yang drastis.

Beberapa negara di asia, Indonesia termasuk salah satunya, secara umum tingkat keterikatan pembaca dengan media cetak sebenarnya masih tetap tinggi, salah satu faktornya adalah karena ada unsure dokumentatif yang bisa diingat dalam waktu yang lama. Berita yang termuat di media cetak (koran, tabloid, dan majalah) bukan hanya sekedar informasi yang yang lewat begitu saja, tapi bisa juga menimbulkan keterikatan pembaca melalui berita yang disampaikan.

Perusahaan media konvensional memang harus memutar otak agar bisa terus survise ditengah terjangan arus media digital yang semakin kecang. Belum lagi mereka harus tau apa yang diinginkan pasar media ditengah gempuran media digital yang semakin menjadi-jadi. Meskipun sampai saat ini media konvensional sudah mulai meredup keeksisanya di pasar media, namun mereka belum bisa dikatakan kalah dari media digital. Terbukti, masih banyak media cetak yang tetap eksis di pasar media, dan terus meningkatkan kualitas baik dari konten berita maupun dari sisi yang lainnya. Beberapa media cetak juga mulai melebarkan sayapnya dengan menyuguhkan berita versi online melalui portal-portal berita online yang mereka buat untuk mempermudah pembaca setianya.

Jadi, siapa pemenang dari pertarungan dua media ini? Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah dalam pertarungan dua media yang sampai saat ini terus bersaing untuk meningkatkan kualitasnya. Keduanya tetap dapat survive ditengah gempuran globalisasi dan modernisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun