Â
   Bahasa adalah cerminan sejati budaya bangsa. Ia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga medium yang merekam nilai-nilai, tradisi, dan pola pikir masyarakat. Setiap kata yang terucap menyimpan makna mendalam yang merepresentasikan karakter suatu bangsa. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, terdapat banyak ungkapan yang kaya makna seperti gotong royong, adat istiadat, dan musyawarah mufakat. Ungkapan ini mencerminkan nilai kebersamaan, penghormatan terhadap tradisi, dan semangat demokrasi yang menjadi inti budaya bangsa Indonesia.Â
    Namun, globalisasi dan modernisasi membawa ancaman terhadap keberlangsungan bahasa sebagai refleksi budaya. Pengaruh bahasa asing sering menggantikan istilah lokal. Kata-kata seperti weekend menggantikan akhir pekan atau trend menggantikan tren. Jika dibiarkan, kekayaan budaya yang tercermin melalui bahasa perlahan akan terkikis. Oleh karena itu, melestarikan bahasa tidak hanya soal mempertahankan komunikasi, tetapi juga menjaga identitas bangsa. Peran pendidikan, keluarga, dan media sangat penting dalam mengedepankan penggunaan bahasa yang sesuai dengan nilai budaya kita. Dengan menjaga bahasa, kita tidak hanya mempertahankan alat komunikasi, tetapi juga merawat warisan leluhur dan menyampaikan identitas bangsa kepada generasi mendatang. Bahasa adalah cermin yang memantulkan jiwa suatu bangsa. Mari kita jaga, gunakan, dan lestarikan bahasa sebagai simbol kekayaan budaya dan kebanggaan nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H