Desa Rejoagung adalah salah satu desa unik yang ada di Kabupaten Jember karena 98% penduduknya beragama Kristen. Sejarah awal terbentuknya Desa Rejoagung menjadi mayoritas penduduknya Kristen adalah dengan datangnya 5 orang dari daerah Kertorejo dan Bongsorejo yaitu daerah di Mojowarno yang beragama Kristen. Rejoagung juga merupakan situs peninggalan sejarah Belanda terbukti dengan adanya bangunan gedung gereja, rumah-rumah kuno, jalur kereta api untuk mengangkut tebu ke PG. Semboro dan juga ada jembatan yang dahulunya untuk menghubungkan Desa Rejoagung dan Desa Wringin Agung.
BUMDES Rejoagung bernama BUMDES ''SEJAHTERA'' yang diketuai oleh Bapak Budi Pangrekso. Bidang-bidang yang terdapat dalam BUMDES adalah Simpan pinjam, peternakan, pertanian, perikanan dan jasa produksi. Usaha yang berjalan di Desa Rejoagung yaitu di bidang perikanan dengan adanya usaha pembudidayaan ikan gurami yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) setempat. Usaha kolam gurami milik BUMDES tersebut terletak di sebelah timur Kantor Kepala Desa Rejoagung. Kolam tersebut berisi sekitar 10.000 bibit ikan gurami yang ditebarkan mulai bulan november tahun 2020.
Permasalahan yang dihadapi oleh Badan Usaha Milik Desa Rejoagung adalah perawatan ikan yang kekurangan tenaga karena pengurus dan anggota BUMDES memiliki kesibukan masing-masing. Permasalahan lainnya adalah biaya pakan ikan yang cukup menguras dana dan berkisar pada harga Rp. 1.000.000,- per 10 hari. Biaya pakan ikan yang cukup mahal membuat pengelola ikan harus memberikan pakan tambahan yaitu pohon talas. Pohon talas yang digunakan sebagai pakan alternatif ikan tidak selalu tersedia sehingga dibutuhkan inovasi lain untuk membuat pakan ikan alternatif lain.
Program kerja yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan pembudidayaan maggot BSF sebagai bahan pakan alternatif untuk ikan. Maggot BSF merupakan larva yang dihasilkan dari lalat besar yang berwarna hitam. Maggot BSF sangat mudah dibudidayakan dan harganya cukup terjangkau jadi sangat cocok digunakan sebagai bahan pakan alternatif. Maggot BSF memiliki kandungan protein cukup tinggi berkisar 41-42% dimana kandungan protein tersebut lebih unggul untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan sistem imun ikan.
Proses pembudidayaan maggot dapat dilakukan dengan alat dan bahan yang sederhana. Alat dan bahan yang digunakan adalah baki, dedak, air dan juga telur maggot. langkah awal budidaya maggot adalah menyiapkan dedak ke dalam baki kemudian di siram dengan air sampai lembab, kemudian meletakkan telur maggot ke dalam baki tersebut. Telur maggot BSF akan menetas setelah 2-3 hari kemudian. Larva maggot yang telah menetas harus di siram dengan air secukupnya dan media dedak harus dibalik agar larva maggot tidak menggumpal. Larva maggot dapat digunakan setelah berumur 3-4 minggu kemudian. (Rosalina/ KKN BTV 3/ Kel 20 Rejoagung Jember/ Setiyono).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H