Penulis calon guru penggerak angkatan 10 berasal dari SMAS Kristen Kanaan Jakarta demikian refleksi penulis. Dimulai dengan menceritakan unsur 5WIH yaitu : 1Apa yang dipelajari pada refleksi mingguan pada modul 1.2 ? Pembelajaran yang dilakukan pada modul 1.2 antara lain : Nilai-nilai dan peran guru penggerak sebagai berikut : Berpihak pada murid, Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, inovatif. 2Siapa saja yang berperan untuk melahirkan nilai-nilai dan peran guru penggerak ? Dalam melahirkan nilai-nilai dan peran guru penggerak adalah calon guru peggerak itu sendiri. 3Dimana dapat dipelajari nilai-nilai dan peran guru penggerak ? Nilai-nilai dan peran guru penggerak dapat dipelajari pada modul 1.2 dengan memahami perumpaaan otak 3-in-1(Triune). Cara kerja otak manusia dapat dikendalikan dengan menggunakan dua sistem berpikir yang berbeda yaitu berpikir cepat dan berpikir lambat dengan perumpaan eskalator yang berjalan turun. Sistem pertama dinamakan berpikir cepat yang dikendalikan otak yang menyerupai otak reptil dan manusia cara kerja otak ini seperti eskalator yang bergerak turun menggambarkan kerja tubuh manusia yang mendahulukan penghematan energi dan bekerja dibawah sadar umumnya digunakan untuk bertahan hidup. Sedangkan sistem kedua dinamakan berpikir lambat dengan perumpamaan manusia yang berjalan naik di eskalator yang bergerak turun, sehingga membutuhkan energi lebih dan kecepatan yang cukup jika terhenti sebentar maka seseorang yang sedang berjalan naik dieskalator yang bergerak turun akan mengikuti. Jika manusia ikut naik dengan kecepatan yang lebih lambat kecepatan gerak turun eskalator maka manusia yang ada diatasnya akan ikut turun , padahal kegiatan berpikir lambat digunakan untuk berpikir ditingkatan yang lebih kompleks yang dikelola otak luhur manusia, sehingga, kerja berpikir sistem ini memakan lebih banyak energi. 4Kapan dipelajari Nilai-nilai dan peran guru penggerak ? Dipelajari dari tanggal 1 April 2024 pada modul di Platform Merdeka Mengajar (PMM) hingga sekarang. 5Mengapa perlu dipelajari nilai-nilai dan peran guru penggerak ? Nilai-nilaidan peran guru penggerak perlu dipelajari agar menciptakan suatu profil yang dinamakan profil pelajar pancasila. 6Bagaimana cara mempelajari nilai-nilai dan peran guru penggerak ? Cara mempelajarinya dengan mewujudkan enam profil pelajar pancasila yang terdiri dari beberapa elemen dan subelemen dari masing-masing elemen yaitu : Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, Berkebinekaan global, Bergotong royong, Kreatif, Bernalar Kritis, Mandiri. Berikut gambar kegiatan :
Setelah mempelajari Modul 1.2 penulis mencoba mempraktekkan dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah kontekstual dalam materi “Bioteknologi Konvensional” di kelas 10. Pembelajaran dimulai dari tanggal 4 april 2024 hingga 18 April 2024 yang dipelajari secara mandiri dalam kelompok yang sudah dibuat sebelumnya dengan tema “Bioteknologi Konvensional” yang menerapkan beberapa mata pelajaran tidak hanya Biologi, Matematika, Ekonomi. Nilai-nilai dan peran guru penggerak yang mendorong elemen-elemen dalam profil pelajar pancasila yaitu : Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, Bergotong royong, Kreatif, Bernalar Kritis, Mandiri. Nilai tersebut terimplementasikan dalam materi tersebut. Pada tanggal yang sudah dirancang oleh setiap kelompok sesuai Time Line yang disusun setiap siswa dihasilkan produk yang bernilai ekonomi bagi siswa. Para siswa dalam kelompok menampilkan produk-produk yang dibuat oleh masing-masing kelompok antara lain dari 35 siswa dibagi dalam 12 kelompok yang mampu membuat 12 jenis produk yang telah dirancangkan para siswa dalam proposal dengan tujuan yang sudah ditetapkan dalam setiap kelompok. Hasil yang dipresentasikan pada tanggal 18 April 2024 membuahkan hasil yang memuaskan karna para siswa memiliki keterampilan profil pelajar pancasila yang mumpuni. Setiap kelompok menghasilkan poster, produk bioteknologi konvensional, dan pengalaman menjual barang dagangan setiap kelompok. Hasil produk setiap kelompok hanya satu jenis yaitu : tempe, sosis tempe, yoghurt, butter, dan kimchi. Berikut gambar kegiatan :
Hal yang dapat dipelahari setelah mempelajari modul 1.2 penulis dapat membatu para siswa dalam mewujudkan “Profil Pelajar Pancasila” dalam setiap pembelajaran dengan membebaskan siswa untuk mencari sumber belajar yang terkait Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan mengaitkannya dalam pembelajaran kontekstual atau permasalah kekinian dan para siswa didorong untuk berpikir : Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, Bergotong royong, Kreatif, Bernalar Kritis, Mandiri. Hal ini ternyata dapat dilakukan dengan komitmen dengan terus belajar dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran walaupun banyak perbaikan yang perlu dikerjakan antara lain, ada satu kelompok yang gagal dalam pembuatan produk tetapi hal ini enjadikan kelompok tersebut tertantang untuk memperbaiki usaha dan pembelajaran yang sudah dilakukan dan penulis sendiri pelu kembali mengadakan perbaikan dengan lebih memberikan waktu yang cukup serta memumbulkan ide-ide krestif tidak hanya bioteknologi konvensional dalam bidang makanan. Penulis mencoba melahirkan dan meneruskan nilai-nilai dan peran guru penggerak agar terus bertumbuh dan berbuah yaitu nilai yang berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolabotaif dan inovatif. Harapan penulis nilai itu tertuang dalam pembelajaran “Bioteknologi konvensional” yang dipelajari oleh kelas 10 sehingga terwujud profil pelajar pancasila pada siswa kelas 10 SMAS Kristen Kanaan. Berikut gambar kegiatan :
Pustaka:
Ash, S.L. & Clayton, P.H. (2009) Generating, deepening, and documenting learning: the power of critical reflection in applied learning. Journal of Applied Learning in Higher Education, I, 25-48