Pada tanggal 20 Agustus 2022, hari Sabtu, salah satu mahasiswi KKN Tematik Universitas Diponegoro, Rosalia Yonita Tristama melakukan kegiatan edukasi kepada beberapa warga di Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Pemilihan target atau sasaran peserta adalah mereka—para orang tua yang belum mengikuti program BIAN atau pemberian Imunisasi MR kepada anak mereka. Kegiatan edukasi berupa sosialisasi penyampaian materi dan juga pemaparan video yang telah disiapkan Rosalia, dan juga telah diunggah ke media YouTube berjudul Bahaya Campak dan Rubella Berdampak pada Ekonomi Keluarga dengan tautan https://www.youtube.com/watch?v=t0zNO65vFQo
Alasan para sasaran tidak mengikuti program BIAN atau pemberian Imunisasi MR kepada anak mereka adalah beragam, seperti anak sakit, baru sembuh dari sakit, sedang pergi, dan juga trauma.
Penyakit Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus. Anak-anak bahkan orang dewasa yang belum menerima imunisasi MR sangat terancam terserang penyakit ini.
Imunisasi MR? Diambil dari laman alodokter, Vaksin MR atau Measles and Rubella vaccine adalah vaksin untuk mencegah measles (campak) dan rubella (campak Jerman). Campak dan rubella disebabkan infeksi virus yang berbeda, tetapi sama-sama bisa menular melalui udara yang terkontaminasi virus. Vaksin MR merupakan salah satu jenis vaksinasi yang wajib diberikan kepada anak mulai dari usia 9 bulan hingga kurang dari 12 tahun. Vaksin MR mengandung virus yang telah dilemahkan. Penyuntikan vaksin MR akan membantu tubuh mengenal dan membentuk kekebalan (antibodi), sehingga mampu melawan virus penyebab measles dan rubella.
Nah, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) diharapkan mampu memenuhi target semua anak usia 9 bulan sampai 12 tahun menerima imunisasi MR untuk pencegahan Campak-Rubella. semua anak usia 9 bulan sampai 12 tahun harus diimunisasi MR untuk menghindari Campak dan Rubella pada anak.
Dampak Campak dan Rubella Bagi Kesehatan. Campak yang menyerang anak dengan komplikasi yang serius dapat menyebabkan diare, radang paru, radang otak, kebutaan bahkan kematian. Sedangkan Rubella bisa menular kepada ibu hamil. Sehingga awal kehamilan bisa menyebabkan keguguran atau cacat pada bayi
Dampak Campak dan Rubella Bagi Ekonomi Keluarga. Selain itu, ada juga dampak ekonomi yang harus ditanggung apabila seseorang terkena campak. Menurut kemenkes apabila seseorang terkena campak tanpa komplikasi akan memakan biaya Rp 2,7 juta per kasus. Sedangkan untuk anak yang menderita campak dengan komplikasi radang paru atau otak, biaya pengobatan dapat menghabiskan hampir Rp 13 juta per kasus. Sementara itu, pembiayaan minimal yang dibutuhkan untuk pengobatan seorang anak dengan CRS mencapai lebih dari Rp 395 juta per orang untuk penanaman koklea di telinga, operasi jantung dan mata. Jumlah tersebut diluar biaya hidup yang dibutuhkan saat penderita mendapatkan perawatan.
Dampak Campak dan Rubella Bagi Ekonomi Negara. Salah satu perhitungan yang dilakukan Prof. Soewarta Kosen (litbangkes tahun 2015) menggunakan model perhitungan cost benefit analysis, selama kurun waktu 5 tahun (2014 – Juli 2018), kerugian makro ekonomi yang ditimbulkan penyakit MR di Indonesia mencapai Rp 5,7 triliun.
Setelah program edukasi dilaksanakan, para peserta sudah datang di kegiatan sweeping BIAN (22/08/2022) untuk memberikan hak anaknya –yaitu memberikan imunisasi MR.
Jangan ragu mengikuti imunisasi MR untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari penyakit campak dan rubella yang bisa didapatkan di posyandu, puskesmas, dan rumah sakit secara gratis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H