Mohon tunggu...
Rosalia RakhimatuTsania
Rosalia RakhimatuTsania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya merupakan Mahasiswa Prodi DIV Teknologi Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Kombinasi Modalitas CT-Scan, MRI dan Kedokteran Nuklir untuk Meningkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Prostat

14 Juni 2024   10:28 Diperbarui: 14 Juni 2024   11:10 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

- Kekurangan

CT scan memiliki resolusi kontras yang lebih rendah dibandingkan dengan MRI, sehingga kurang efektif dalam mendeteksi tumor prostat kecil atau lesi yang terlokalisasi dalam jaringan prostat. CT Scan kurang akurat membedakan antara jaringan kanker dengan jaringan normal pada prostat. Dosisi radiasi yang diterima pasien lebih besar saat menggunakan pemeriksaan CT Scan.

Diagnosis kanker prostat pada modalitas MRI

- Teknik dan Protokol

Jika dibandingkan dengan modalitas lainnya, pencitraan MRI prostat memberikan gambaran yang lebih tajam dan lebih detail dari soft tissue kelenjar prostat. Beberapa jenis coil MRI digunakan untuk meningkatkan kekuatan sinyal dan meningkatkan kejernihan citra. Untuk pencitraan kanker prostat, ada dua jenis coil yang digunakan yaitu phased array torso-pelvis coil yang digunakan pada permukaan tubuh atau panggul dan endorectal coil yang ditempatkan di dalam rektum. Penggunaan kedua coil ini secara bersamaan mampu membantu dalam mendeteksi kanker prostat dan mengevaluasi perluasan tumor. Selain penggunaan coil, kekuatan magnet juga berperan penting dalam pencitraan prostat. Mesin MRI 1,5 T biasanya digunakan bersamaan dengan phased array torso-pelvis coil dan endorectal coil sehingga menghasilkan gambar beresolusi tinggi, dapat menentukan stadium kanker prostat dan mendeteksi penyebaran tumor di area pelvis, sedangkan mesin MRI 3 T hanya dapat menggunakan phased array torso-pelvis coil serta menghasilkan laju artefak yang tinggi akibat gerakan karena durasi gema yang panjang.

Pemeriksaan MRI pada kanker prostat menggunakan beberapa sequence yaitu T1-weighted dan T2-weighted serta menggunakan teknik MRI fungsional meliputi dynamic contrast-enhanced MR (DCE-MR) imaging, diffusion-weighted magnetic resonance (DW-MR) imaging dan MR spectroscopy. Gambar T1-weighted menunjukkan prostat sebagai organ homogen dengan intensitas sinyal yang rendah sehingga sangat sulit untuk membedakan struktur anatomi sekitarnya dengan letak kanker prostat. Deteksi kanker prostat sangat bergantung pada gambar berkualitas tinggi T2-weighted sebagai teknik utama. Pada pencitraan T2-weighted, zona perifer prostat normal menunjukkan intensitas sinyal yang tinggi, dan pada zona perifer ini lah 70% kanker prostat terjadi serta bermanifestasi sebagai area dengan intensitas sinyal rendah di dalam zona perifer yang terang pada gambar T2-weighted. Diffusion Weighted Imaging (DWI) adalah metode MRI yang berbasis pada pergerakan molekul air. Pada kanker prostat, karena jumlah sel yang meningkat, difusi air menjadi terbatas dan nilai ADC menjadi berkurang. Ketika dikombinasikan dengan T2-Weighted, DWI memiliki sensitivitas sekitar 84% dan spesifisitas 87% untuk mengidentifikasi kanker prostat, dibandingkan dengan sensitivitas 65% dan spesifisitas 77% dari T2-Weighted MRI saja. Dynamic Contrast Enhanced (DCE) MRI bekerja berdasarkan neo angiogenesis pada sel tumor kanker prostat.  Pada DCE MRI, injektor daya otomatis menyuntikkan zat kontras gadolinium secara intravena, kemudian gambar 3D T1-weighted diperoleh dalam beberapa tahap sebelum, selama dan setelah injeksi zat kontras. MRS mengukur konsentrasi metabolit tertentu pada kelenjar prostat. Di antara metabolit ini adalah choline (Cho), metabolit pergantian sel yang kandungannya meningkat pada jaringan ganas akibat perkembangan sel neoplastik. Metabolit lainnya adalah creatin (Cr), yang puncak spektroskopi sangat dekat dengan kolin, karena biasanya sulit untuk membedakan kedua puncak tersebut, kombinasi choline dan creatin diukur dalam MRS. Selain membantu diagnosis kanker prostat di zona perifer, ketika dikombinasikan dengan T2-weighted, MRS sangat membantu dalam mendeteksi kanker di zona transisi, zona perifer anterior, dan puncak prostat - area yang sulit diakses untuk biopsi.

- Kelebihan

Pemeriksaan MRI dengan sequence T1-weighted dan T2-weighted serta menggunakan teknik MRI fungsional meliputi ddynamic contrast-enhanced MR (DCE-MR) imaging, diffusion-weighted magnetic resonance (DW-MR) imaging dan MR spectroscopy pada mesin MRI 1,5T dengan phased array torso-pelvis coil dan endorectal coil secara bersamaan merupakan modalitas pencitraan terbaik pada kanker prostat yang berguna untuk mendeteksi dan menentukan stadium lokal kanker prostat, serta tindak lanjut pasien setelah prostatektomi.

- Kekurangan

Pemeriksaan MRI kanker prostat pada mesin MRI 3T memiliki kelebihan dalam menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi, namun tidak dapat menggunakan endorectal coil yang umum digunakan pada mesin 1.5 T karena efek motion dan blurring yang lebih besar.

Diagnosis kanker prostat pada Kedokteran Nuklir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun