Mohon tunggu...
Rosa Indria Kurniawati
Rosa Indria Kurniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar akan sastra dan kecintaanya dengan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Isu Sosial dalam Sajak Orang Kepanasan Karya WS Rendra

8 Juni 2023   08:49 Diperbarui: 10 Juni 2023   08:42 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kibrispdr.org

Puisi adalah salah satu jenis karya sastra. Menurut Menurut Waluyo dalam Azizah (2015) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang kias atau imajinatif. Puisi diringkas dengan kata-kata yang indah sehingga dapat disebut sebagai mahakarya. Setiap puisi pula memiliki pesan setiap baitnya, maka setiap penyair atau pencipta puisi memiliki gaya kepenulisannya atau ciri khas tersendiri.

Di Indonesia, banyak sekali penyair-penyair terkenal, WS Rendra contohnya. Rendra atau lengkapnya Wahyu Sulaiman Rendra adalah penyair terkenal dengan ciri khas puisinya yaitu tentang isu-isu sosial seperti kesenjangan dan masalah lingkungan lainnya. WS Rendra bahkan mengatakan bahwa "Apakah artinya kesenian bila terpisah dari derita lingkungan? Apakah artinya berpikir bila terpisah dari masalah keshidupan". Kutipan tersebut menggambarkan bahwa puisi bukan hanya bait-bait dengan keindahan semata.

Salah satu karya WS Rendra adalah Sajak Orang Kepanasan. Puisi Sajak Orang Kepanasan adalah puisi bertemakan sosial. Dari judulnya menggambarkan bahwa puisi ini mewakili orang dengan status sosial dibawah. Hal tersebut dapat diperjelas lagi melalui bait puisi yaitu "Karena kami telantar dijalan dan kamu memiliki semua keteduhan" yang dapat dipahami bahwa terdapat perbedaan atau kesenjangan antara orang kaya dengan kehidupannya yang mewah nan nyamannya dan orang miskin dengan kehidupannya yang susah. Puisi ini memiliki banyak pesan didalamnya, maka dari itu mari kita analisis lebih lanjut mengenai puisi Sajak Orang Kepanasan karya WS Rendra ini.

Sajak Orang Kepanasan

Oleh: WS Rendra

Karena kami makan akar

dan terigu menumpuk di gudangmu.

Karena kami hidup berhimpitan

dan ruangmu berlebihan

maka kita bukan sekutu.

Karena kami kucel

dan kamu gemerlapan.

Karena kami sumpek

dan kamu mengunci pintu

maka kami mencurigaimu.

Karena kami terlantar di jalan

dan kamu memiliki semua keteduhan.

Karena kami kebanjiran

dan kamu berpesta di kapal pesiar

maka kami tidak menyukaimu.

Karena kami dibungkam

dan kamu nyerocos bicara.

Karena kami diancam

dan kamu memaksakan kekuasaan

maka kami bilang tidak kepadamu.

Karena kami tidak boleh memilih

dan kamu bebas berencana.

Karena kami cuma bersandal

dan kamu bebas memakai senapan.

Karena kami harus sopan

dan kamu punya penjara

maka tidak dan tidak kepadamu.

Karena kami arus kali

dan kamu batu tanpa hati

maka air akan mengikis batu.

Kemudian pada bait-bait selanjutnya lebih ditekankan bahwa pemahaman penulis puisi ini menggambarkan sindiran untuk orang-orang kaya bahwa mereka hanyalah orang yang egois. Hak-hak dari orang yang memiliki kelas sosial bawah akan selalu tertindas, tidak memiliki hak, dan hanya mendapat kesengsaraan. Mereka yang menjadi tokoh "kamu" akan hanya acuh atas hidup orang yang susah. Antara "kamu" dan "kami" selalu terdapat kesenjangan yang tak bisa diubah. Dua kata tersebut membuktikan bahwa puisi ini menggunakan majas tautologi. Majas ini adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu kata yang terus diulang-ulang. Tautologi merupakan suatu majas perulangan yang cara melukiskanya dengan mengulang-ulang kata yang ada dalam kalimat (Suprapto dalam Lafamane, F., 2020). Kata kami mewakili orang dengan kelas sosial rendah dan kamu mewakili orang dengan kelas sosial atas. Kata "kami" digambarkan dengan keadaan miskin, susah, serba terbatas, kekurangan, dan merupakan kaum yang tidak berdaya karena selalu dibungkam oleh pelaku "kamu". Sedangkan kata "kamu" digambarkan dengan keadaan kaya, serba mudah, dan kehidupan yang layak. 

Dari beberapa penafsiran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi Sajak Orang Kepanasan yang ditulis oleh WS Rendra memiliki kelebihan dalam sisi penggambaran keadaan sosial yang terjadi dalam lingkungan kita. Tokoh "kami" sangat menggambarkan dan mewakili orang-orang yang tertindas. Hal ini semakin menarik karena ditambahi oleh tokoh "kamu" yang digadang-gadang sebagai gambaran besar orang kaya yang memiliki keegoisan dan ketidakpedulian sesama manusia. Puisi ini mengandung makna bahwa puisi ini yaitu seorang manusia harusnya memiliki kepedulian terhadap sesama makhluk Tuhan. Menghormati, menghargai, dan saling tolong menolong seharusnya bukan hal yang harus diingatkan lagi. Kesadaran dalam hidup bersama itu sejatinya penting. Karena pada dasarnya makhluk Tuhan itu selalu hidup berdampingan. Menjadi orang memiliki kecukupan dari segi aspek apapun seharusnya mau membantu orang yang dibawahnya, bukan justru menutup telinga dan hati untuk memilih menjadi egois. Maka dari itu, sebagai makhluk Tuhan, penting sekali untuk bersyukur dan selalu ingat bahwa semua yang dimiliki sekarang bisa saja diambil kembali oleh-Nya. Karena apa yang ada pada diri seorang hamba Tuhan, semuanya adalah titipan.

Dalam puisi WS Rendra benar-benar menerapkan bahwa seni dan sastra merupakan wadah kehidupan lingkungan. Ia benar-benar menerapkan kata-katanya yaitu "Apakah artinya kesenian bila terpisah dari derita lingkungan? Apakah artinya berpikir bila terpisah dari masalah kehidupan". Jadi puisi ini sudah memiliki tema yang berbobot. Masalah yang dipakai untuk mengembangkan isi puisi termasuk masalah yang menyentuh nilai kemanusiaan. Hanya saja, dalam puisi ini juga terdapat kekurangan yaitu kosa kata yang dipakai tidak terlalu mencakup unsur keindahan dan kurang menerapkan gaya bahasa yang estektik dan puitik.

Daftar Pustaka

Azizah, A. (2015). Pembelajaran Menulis Puisi dengan memanfaatkan teknik Brainwriting pada peserta didik SD/MI kelas V. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 2(2), 136-140.

Lafamane, F. (2020). Kajian Stilistika (Komponen Kajian Stilistika). Osf.io.

Pradopo, R.D. (2021). Beberapa Teori Sastra Metode Kritik dan Penerapannya. UGM Press.

WS Rendra. (1985). Nyanyian Orang Urakan. Mangap Studio.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun