Mohon tunggu...
Rosa Irawati
Rosa Irawati Mohon Tunggu... Guru - Freelancer

Lupakan kesempurnaan yang terpenting adalah lakukan dulu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keberadaan Coaching di Antara Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosi

31 Maret 2022   11:45 Diperbarui: 31 Maret 2022   11:47 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coaching adalah sebuah pola komunikasi yang memberdayakan, sesuai dengan tujuannya yakni membantu coachee untuk menemukan potensinya dalam membuat solusi-solusi permasalahan yang dihadapinya. Percakapan yang ada juga memberikan kejelasan tingkat terlaksanaan solusi yang dipilih dan juga komitmen untuk benar-benar melakukannya.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, metode yang digunakan dikenal dengan pendekatan TIRTA (Tujuan, Indentifikasi, Rencana aksi dan TAnggung Jawab). 

Dengan pendekatan ini diharapkan coachee (bisa para murid atau pun rekan sejawat) bertumbuh bukan hanya potensinya, namun juga kreatifitasnya, critical thinking-nya, juga kesadaran sosial emosinya namun dengan caranya sendiri.

Dengan kata lain Coaching menjadi salah satu jembatan untuk menumbuh kembangkan - mensosialisasikan - mengkondisikan lingkungan pembelajaran berdiferensiasi yang berpusat pada murid dan pembelajaran sosial emosi.

Sumber: koleksi karya pribadi
Sumber: koleksi karya pribadi

Kunci agar coaching berhasil ada 4 yaitu; 1) komunikasi yang asertif, 2)menjadi pendengar aktif, 3) memberikan pertanyaan efektif, dan pemberian umpan balik yang positif. Komunikasi yang asertif adalah komunikasi yang bersifat setara, tidak ada perbedaan kedudukan antara coach dan coachee. Mendengar aktif berarti hadir sepenuhnya untuk coachee, gesture yang menerima kehadiran, kontak mata dan intonasi yang meneduhkan. Pertanyaan efektif, terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah pertanyaan terbuka, eksploratif dan reflektif. Umpan balik positif dibutuhkan agar coachee merasa percaya diri untuk melanjutkan renca aksi yang telah dibuatnya. 

Mari rekan-rekan pendidik kita berlatih coaching! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun