Mohon tunggu...
Rosa Amilianti
Rosa Amilianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid tahun 2022, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam

Saya suka Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnnya Moderasi Beragama untuk Kesejahteraan Masyarakat di Desa Jolotigo

8 Oktober 2023   19:46 Diperbarui: 8 Oktober 2023   20:04 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara bersama Bapak Slamet selaku Perangkat Desa di Dukuh Purbo /dokpri

Talun, 23 September 2023 - Moderasi beragama adalah bentuk toleransi terhadap agama lainnya, agama dapat menjadi sumber inspirasi untuk perdamaian, kerjasama, dan kesejahteraan umat manusia, bukan menjadi sumber konflik dan perpecahan. Jadi di Desa Jolotigo adalah salah satu contoh Desa yang dikenal dengan semangat moderasi beragamanya, telah mencapai tingkat kesejahteraan yang menginspirasi banyak orang. Dalam hal menghindari pola pikiran yang kurang baik dalam interaksi sosial menjadi landasan yang kokoh bagi kesejahteraan mereka bersama.

Kesejahteraan bersama di Desa Jolotigo, Khususnya di Dukuh Purbo yang terdapat dua keyakinan beragama yakni agama Islam dan Kristen protestan. Dengan mayoritas penduduk menganut agama Islam (sekitar 1500 jiwa) dan penganut keyakinan Kristen protestan (sekitar 350 jiwa). Meskipun perbedaan agama hadir di lingkungan mereka, Desa Jolotigo mampu menjadi contoh nyata kunci sukses untuk kesejahteraan antar umat beragama.

Salah satu kunci utama untuk menghindari pola tidak sehat dalam sosial adalah dengan mengadakan kegiatan bersama seperti acara keagamaan yaitu pada saat Hari Raya dua agama ini tiba, seperti Idul Fitri dan Natal. Masyarakat saling merayakan tanpa melihat perbedaan agama tersebut, tanpa mengurangi nilai-nilai kepercayaan beragama dalam diri mereka serta dapat memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan.

Wawancara bersama Bapak Slamet selaku Perangkat Desa di Dukuh Purbo /dokpri
Wawancara bersama Bapak Slamet selaku Perangkat Desa di Dukuh Purbo /dokpri
Melalui wawancara bersama salah satu warga disana "Karena kami saling melindungi bahkan semakin banyak perbedaan semakin nikmat" Ujar pak Slamet, salah satu warga di Desa Jolotigo yang menjabat sebagai Perangkat Desa (Lebe) di Desa Jolotigo.

Wawancara bersama Ibu Suliyani selaku Istri Bapak Sukidi ( Pendeta Gereja Kristen Jawa) /dokpri
Wawancara bersama Ibu Suliyani selaku Istri Bapak Sukidi ( Pendeta Gereja Kristen Jawa) /dokpri
Warga desa juga bekerja sama dalam Pembangunan masjid atau gereja, warga disana saling bergotong royong satu sama lain untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Mereka memahami bahwa bersatu adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama. Seperti yang dikatakan Ibu Suliyani selaku Istri dari Bapak Sukidi yang merupakan Pendeta Gereja Kristen Jawa (GKI) beliau mengatakan "Semua warga berhak beragama Islam maupun Kristen karena setiap individu berhak memilih keyakinan yang berbeda tetapi tujuannya tetap satu, yaitu taat kepada yang memberi hidup" Ungkapnya.
Desa Jolotigo adalah contoh sukses tentang bagaimana masyarakat dapat hidup dalam harmonis dan menghindari pola tidak sehat dalam interaksi sosial. Mereka membuktikan bahwa moderasi beragama adalah jalan menuju kesejahteraan bersama yang berkelanjutan dan inspiratif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun