Kementerian Perhubungan telah resmi menetapkan tarif untuk LRT Jabodebek. Moda transportasi ini rencananya akan mulai beroperasi secara komersial pada Agustus 2023. Penentuan tarif tersebut tertulis dalam Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 67 Tahun 2023, tentang tarif angkutan orang dengan kereta api ringan terintegrasi di wilayah Jabodebek untuk melaksanakan kewajiban pelayanan publik.
LRT Jabodebek pertama kali diuji coba pada 12 Juli 2023 hingga 26 Juli 2023 diperuntukkan bagi penumpang undangan kementerian/ lembaga, jurnalis, dan komunitas, setelah peletakan batu pertama (groundbreaking) dilakukan pada 9 September 2015 silam oleh Presiden Joko Widodo.
Setelah delapan tahun berlalu, PT KAI telah menghabiskan dana investasi hingga Rp 32,5 triliun pada proyek ini. Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk membangun prasarana dan kelengkapannya dengan nilai yang hampir mencapai Rp 28 triliun.
Mochamad Purnomosidi yang merupakan Kepala Divisi LRT Jabodebek KAI memprediksi jika proyek LRT Jabodebek ini bisa balik modal setelah 13 tahun beroperasi. Perkiraan tersebut dihitung dengan asumsi tariff yang pada awalnya ada di kisaran Rp 5.000 per km hingga tertinggi Rp 25 ribu. "Asumsi feasibility-nya 13 tahun," ucap Purnomosidi saat diwawancara pada minggu, 16 Juni 2023.
Purnomosidi juga mengatakan bahwa pembayaran modal ini akan menggunakan pendapatan penjualan tiket selama 13 tahun dan non tiket (non-farebox) seperti iklan dan sewa kios tenant dengan 5-7% dari hasil penjualan tiket akan digunakan untuk mencicil utang modal. "Jadi utama memang pembelian tiket, kedua nanti ada pendapatan non-fare box. Tapi jumlahnya tak signifikanlah di dalam kajian feasibility-nya. Mungkin sekitar 5-7% dari pendapatan tiketnya. Selama 13 tahun itu, LRT ini akan mendapat pendapatan yang sebagian akan digunakan membayar modal kira-kira selama 13 tahun," ucap Purnomosidi.
Dia juga menyebutkan bahwa pembayaran utang modal ini akan dibiayain oleh subsidi pemerintah, selain dari hasil iklan dan sewa kios tenant. "Iya nanti itu diambil biaya operasional kemudian dipakai untuk cicil utang, sisanya akan dijamin oleh subsidi pemerintah. Itu kira-kira selama 13 tahun," tambahnya.
"Selama 13 tahun itu pasti akan lebih besar dari jumlah pengeluaran kita, itu penjumlahan dari modal plus biaya operasi. Nah kekurangan itu disebut sebagai subsidi pemerintah. Jadi kekurangannya akan dianggap sebagai subsidi pemerintah," melengkapi semua penjelasan sebelumnya sekaligus menutup sesi pembicaraan pada saat itu.
Dalam keterangan resmi LRT Jabodebek, dijelaskan bahwa telah ditetapkan tarif LRT Jabodebek yaitu Rp 5 ribu untuk 1 kilometer (km) pertama dan selanjutnya masyarakat dikenakan Rp 7 ratussetiap km berikutnya. Berikut kalkulasinya berdasarkan 3 lintasan pada LRT Jabodebek:
1. Cawang-Cibubur 14,89 km dengan total 5 stasiun.
2. Cawang-Dukuh Atas 11,05 km dengan total 7 stasiun.
3. Cawang-Bekasi Timur 18,49 km dengan total 7 stasiun.
Dengan panjang lintasan tersebut, besaran tarif untuk rute terjauh Dukuh Atas-Cibubur yaitu sekitar Rp 22 ribu, sedangkan untuk Dukuh Atas-Bekasi yaitu sekitar Rp 24 ribu.
Untuk mempermudah masyarakat untuk melanjutkan perjalanan dari stasiun, LRT Jabodebek berkolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta dalam penyiapan konektivitas dengan transportasi lain di seluruh stasiun LRT Jabodebek.
Kuswardojo sebagai Manager Public Relations Divisi LRT Jabodebek mengatakan bahwa seluruh stasiun LRT Jabodebek terkoneksi dengan moda transportasi lainnya, seperti Commuterline (KRL), MRT Jakarta, TransJakarta, Mikrotrans, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Trans Patriot, dan angkutan kota lainnya. Beliau juga memaparkan mengenai tarif LRT Jabodebek ditetapkan Rp 5 ribu untuk 1 kilometer (km) pertama, dan selanjutnya masyarakat dikenakan Rp 7 ratus setiap km berikutnya.
Seluruh stasiun LRT Jabodebek yang berjumlah 18 stasiun telah terkoneksi dengan moda transportasi lainnya untuk memudahkan masyarakat dari dan menuju stasiun LRT Jabodebek. Hal ini dilakukan melalui kolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, serta pihak swasta dalam penyiapan konektivitas dengan transportasi lain di seluruh stasiun LRT Jabodebek.
Adapun moda transportasi lain yang berada di sekitar Stasiun LRT Jabodebek adalah sebagai berikut:Â
1. Stasiun Harjamukti terkoneksi dengan Jaklingko.Â
2. Stasiun Ciracas terkoneksi dengan Jaklingko.Â
3. Stasiun Kampung Rambutan terkoneksi dengan Transjakarta BRT, Jaklinko, Minitrans, dan Bus AKAP.Â
4. Stasiun TMII terkoneksi dengan Transjakarta BRT dan Jaklinko.Â
5. Stasiun Dukuh atas terkoneksi dengan Commuterline, MRT Jakarta, Transjakarta BRT, dan KA Bandara.Â
6. Stasiun Setia Budi terkoneksi dengan Transjakarta BRT.Â
7. Stasiun Rasuna Said terkoneksi dengan Transjakarta BRT.Â
8. Stasiun Kuningan terkoneksi dengan Transjakarta BRT.Â
9. Stasiun Pancoran terkoneksi dengan Transjakarta BRT.Â
10. Stasiun Ciliwung terkoneksi dengan Transjakarta BRT.Â
11. Stasiun Cawang terkoneksi dengan Transjakarta BRT.Â
12. Stasiun Cikoko terkoneksi dengan Transjakarta BRT dan Commuterline.Â
13. Stasiun Jati Mulya terkoneksi dengan Transpatriot dan Angkutan kota.Â
14. Stasiun Bekasi Barat terkoneksi dengan Transpatriot dan Angkutan kota.Â
15. Stasiun Cikunir 1 terkoneksi dengan Angkutan Kota.Â
16. Stasiun Cikunir 2 terkoneksi dengan Angkutan Kota.Â
17. Stasiun Jatibening Baru terkoneksi dengan Angkutan Kota.Â
18. Stasiun Halim terkoneksi dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung dan Transjakarta BRT. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H