Kalau pergi ke Sumatera Barat, maka kita akan menemukan sebuah bangunan unik yang berbeda dari bangunan pada umumnya. Kalau bangunan pada umumnya memiliki bentuk yang lazim ditemukan di mana-mana, maka berbeda dengan bangunan Rumah Gadang ini. Kalau teman-teman pernah makan di rumah makan Padang, maka akan terlihat gambar dari sebuah rumah besar dengan beberapa pucuk dari atap.
Itulah Rumah Gadang, yaitu rumah adat Suku Minangkabau. Jika dilihat dari bentuknya, masyarakat setempat menyebutnya Rumah Bagonjong (Rumah Bergonjong). Rumah Bergonjong terinspirasi dari bentuk atapnya yang bergonjong runcing menjulang. Jika menurut ukurannya, maka tergantung pada jumlah lanjarnya (ruas dari depan ke belakang). Artinya beda jumlah lanjar, akan beda juga namanya.
Meskipun sebuah rumah, tetapi tau ga kalau Rumah Gadang tidak boleh asal dibangun di sembarang tempat. Sumatera Barat identik dengan nagari, yaitu nama lain dari desa. Tetapi tidak semua desa di Sumatera Barat disebut nagari, hanya yang sudah berstatus nagari saja layak menjadi tempat pembangunan rumah adat ini.
Tentunya ada fungsi dari rumah adat ini, layaknya rumah adat suku lain. Demikian juga dengan Rumah Gadang. Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat tinggal bersama. Pasti sudah tau kan kalau masyarakat Sumatera Barat yang bersuku Minangkabau menganut sistem matrilineal. Yaitu adat masyarakat yang keturunannya berdasarkan garis keurunan ibu.Â
Lalu apa hubungannya dengan rumah adat ini? Jadi berdasarkan garis keturunan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dalam adat Minang, perempuan memegang tahta tertinggi dari laki-laki. Begitu juga dengan ketentuan dalam Rumah Gadang ini, setiap kamar di dalam rumah tersebut ditentukan berdasarkan jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Dengan ketentuan yang sudah bersuami mendapat sebuah kamar, sedangkan yang sudah tua serta anak-anak mendapat kamar di dekat dapur. Kalau masih gadis kamarnya bersama dan tempatnya di ujung kamar lain.
Mungkin banyak yang penasaran dengan dalam rumah ini. Seluruh bagian dalam ruangan rumah merupakan ruang lepas, kecuali bagian kamar tidur. Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa rumah ini terdiri dari lanjar. Lanjar ini menjadi bagian dalam rumah dan ada juga ruang dan ditandai dengan tiang. Rumah ini dibangun diatas sebidang tanah milik keluarga induk atau suku tersebut. Sistem pewarisannya hanya untuk kaum perempuan suku tersebut.
Ketika melihat bangunan rumah ini, pasti kita akan takjub dengan bentuk bangunan atau arsitektur bangunan ini. Bentuk puncak atapnya menyerupai tanduk kerbau, dulu bagian ini dibuat dengan bahan ijuk dan dapat bertahan sampai puluhan tahun. Namun semakin berkembangnya jaman, maka atap pun berganti menjadi seng. Rumah ini dibuat berbentuk persegi Panjang dengan dua bagian yaitu, bagian muka dan belakang.Â
Bagian depan rumah ini biasanya dipenuhi oleh ornamen yang umumnya berbentuk akar, bunga, dan daun. Sedangkan untuk bagian luarnya belakang rumah dilapisi belahan bambu. Rumah ini juga dilengkapi dengan sebuah tangga di bagian depannya. Perlu diketahui juga bahwa setiap elemen Rumah Gadang memiliki makna tersendiri.
Melihat bentuk bangunan yang unik dan indah, pasti penasaran juga dengan inspirasi bangunan tersebut. Desain bangunan rumah ini terinspirasi karena daerah masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat letaknya dekat dengan pegunungan Bukit Barisan. Dimana wilayah ini rawan gempa. Maka arsitektur mendesainnya agar tahan gempa. Karena keunikan bangunan ini, bahkan sudah diadopsi beberapa bangunan seperti bangunan di Belanda yaitu bangunan The House of the Five Senses. Kemudian pada bangunan paviliun Malaysia di World Shanghai Expo 2010.
Luar biasa bukan? Bangunan ini telah menginspirasi banyak arsitektur di luar negeri sana. Maka sepatutnya kita bangga akan kekayaan budaya di Indonesia. Kita lestarikan dan jaga, sebab itu adalah milik kita dan akan kita wariskan untuk anak cucu kita nanti. Yuk sama-sama cintai budaya di Indonesia, lestarikan, dan jaga. Hidup Indonesia!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H