Mohon tunggu...
Rory Saputra
Rory Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Era Digitalisasi

7 Januari 2025   21:05 Diperbarui: 7 Januari 2025   21:05 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi penerapan K3 (sumber : https://www.freepik.com) 

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek penting dalam dunia kerja. Setiap perusahaan wajib memperhatikan dan menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan menjamin keselamatan para pekerja. Selain itu, untuk menghindari risiko kecelakaan dari pekerjaan yang dilakukan.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 50 tahun 2012, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 50 tahun 2012 juga disebutkan bahwa tujuan dari penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :

  • Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur. Terstruktur, dan terintregasi.
  • Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau seikat pekerja/serikat buruh.
  • Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.

Dengan perkembangan teknologi di era digitalisasi saat ini, berbagai  macam  jenis  teknologi  telah digunakan dalam penerapan Keselamtan dan Kesehatan Kerja (K3). Adapun teknologi digital yang akan dibahas pada pembahasan kali ini yaitu VR/AR, Building Information Modelling (BIM), Internet of things (IoT), dan Artificial Intelligence (AI).

Virtual Reality/Augmented Reality (VR/AV)

Penggunaan VR dapat secara  efektif  berkontribusi  pada  pengurangan  angka  kecelakaan  secara  keseluruhan  di  lingkungan kerja. Dengan memanfaatkan VR, para pekerja dapat menghadapi berbagai skenario risiko yang mungkin terjadi di lingkungan kerja industri berat tanpa harus terkena risiko cedera yang sebenarnya. Mereka dapat berlatih secara intensif dalam situasi simulasi yang mendekati keadaan sebenarnya, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan  keterampilan  dan  pemahaman  yang  diperlukan untuk  mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan di tempat kerja.

Building Information Modelling (BIM)

Building Information Modelling (BIM) adalah konsep atau sistem berbasis digital yang mengintegrasikan pemodelan 3D dan menyimpan informasi penting dalam proses desain, konstruksi, dan pemeliharaan. Dengan menggunakan Building Information Modelling (BIM) pekerja dapat membuat model secara virtual kondisi lapangan proyek, sehingga dapat mempermudahkan pekerja untuk megnidentifikasi bahaya dan risiko yang ada.

Internet of Things (IoT)

Konsep IoT memungkinkan peralatan dan mesin di lokasi kerja untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui internet, memungkinkan pengumpulan data secara real-time tentang kondisi lingkungan kerja dan peralatan. Hal ini, dapat memungkinkan pemantauan bahaya di tempat kerja dilakukan secara real-time, mengidentifikasi dan menangani risiko secara proaktif. Selain itu, teknologi IoT juga dapat digunakan untuk memantau kondisi operasional mesin, mengidentifikasi potensi kerusakaan sebelun terjadi, dan mengurangi risiko kecelakaan.

Artificial Intelligence (AI)

Teknologi Artificial Intelligence (AI) memainkan peran yang semakin penting dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja, terutama di sektor industri. AI tidak hanya membantu dalam mengidentifikasi potensi risiko kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman, tetapi juga memungkinkan respons yang cepat dan tepat waktu untuk mencegah kecelakaan dan cedera. Penerapan AI juga memungkinkan pengembangan sistem yang dapat belajar sendiri (machine learning) untuk terus meningkatkan pemahaman terhadap lingkungan kerja dan mengoptimalkan keamanan.

Perkembangan teknologi telah membawa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ke tingkat baru. Teknologi seperti VR/AR, Building Information Modelling (BIM), Internet of things (IoT), dan Artificial Intelligence (AI) mampu meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan risiko, prediksi bahaya, dan pelatihan tenaga kerja. VR/AR dapat memberikan pelatihan yang efektif untuk mengembangkan pemahaman untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja, Building Information Modelling (BIM) menawarkan simulasi lapangan kerja yang memudahkan untuk mengidentifikasi bahaya risiko, IoT dan AI memiliki kemampuan untuk melakukan pemantauan secara real time dan memberikan analisis prediktif sehingga dapat dilakukan upaya preventif. Teknologi tersebut sangat bermanfaat untuk penerapan K3, sehingga diperlukan perencanaan strategis untuk dapat mengoptimalkan manfaat teknologi-teknologi tersebut secara berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun