Mohon tunggu...
Rori Zega
Rori Zega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Saya adalah seorang mahasiswa IPB University yang mengambil jurusan Teknologi Hasil Perairan. Saya memiliki minat dalam berbagai bidang khususnya kepenulisan, musik, hingga olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Penggunaan Sumber Daya Teknologi dalam Edukasi Anak di Keluarga Single Mother

20 November 2023   10:23 Diperbarui: 20 November 2023   11:34 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga merupakan suatu unit terkecil dalam masyarakat. Oleh karena itu, setiap keluarga harus mampu mencapai ketahanan keluarga baik untuk memenuhi kebutuhan fisik, sosial, mental, dan spiritualitas setiap anggotanya (Herawati et al, 2011). Peran orangtua dalam tumbuh kembang anak sangatlah, hal Ini dibutuhkan koordinasi yang baik antara kedua orang tua anak. Namun pada kenyataannya, tidak semua keluarga di dunia memiliki kondisi ideal di mana kedua orang tua hadir dalam proses mengasuh anak. 

Pada keluarga yang dikepalai oleh seorang wanita, kondisi ini dikenal dengan sebutan single mother. Schaefer (2008) mendefinisikan single mother sebagai seorang ibu yang memikul tugas menjadi kepala keluarga sekaligus mengurus urusan rumah tangga serta merawat anak-anak sendiri. Indonesia yang masyarakatnya menganut paham patrilineal, ternyata tidak sedikit jumlah keluarga yang dikepalai oleh seorang wanita. 

Dalam menjalani kehidupan sebagai single mother menjalani dua peran sekaligus tentu membuat segala tantangan yang dihadapi menjadi lebih besar dan pengambilan keputusannya dilakukan sendiri. Era modern saat ini, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh single mother dapat dibantu oleh teknologi, termasuk dalam pendidikan anak. Manajemen sumberdaya dan teknologi pendidikan yang diterapkan di tiap keluarga ibu tunggal berbeda sehingga membuahkan hasil yang berbeda pula.

Single mother menghadapi berbagai tantangan dalam menggabungkan teknologi pendidikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Keterbatasan waktu menjadi hambatan utama dalam memaksimalkan manfaat teknologi pendidikan. Ibu tunggal seringkali harus mengurus pekerjaan, tanggung jawab rumah tangga, dan mendidik anak-anak seorang diri, yang membuat waktu menjadi sangat terbatas. Apabila mereka juga memiliki pekerjaan di luar rumah, tentunya akan sulit membimbing anak menggunakan teknologi pendidikan di rumah. Hal ini bisa menimbulkan kelelahan bagi single mother.

Selain itu, daya finansial yang kurang stabil juga menjadi tantangan. Keterbatasan finansial membuat seorang single mother kesulitan memperoleh perangkat teknologi atau berlangganan layanan pendidikan berbayar. Hal ini dapat membatasi akses mereka terhadap sumber daya pendidikan berkualitas. Padahal, pendidikan yang baik amat krusial dalam pengembangan diri anak.

Tantangan lain yang dihadapi single mother adalah kesulitan dalam menggunakan teknologi. Kurangnya pemahaman teknis terkait pengoperasian perangkat atau platform pendidikan dapat menghambat single mother dalam menggunakan teknologi pendidikan. Kini, perubahan dan kemajuan teknologi yang sangat cepat terkadang membuat single mother merasa kewalahan. Sulit bagi mereka untuk mengikuti perkembangan tersebut sehingga dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan teknologi pendidikan.

Pesatnya kemajuan teknologi ini juga menimbulkan kekhawatiran pada single mother terhadap penggunaan teknologi yang berlebihan oleh anak-anak mereka. Adanya tanggung jawab lain yang mereka miliki membuat single mother tidak bisa memantau anak secara penuh dalam menggunakan teknologi. Kasus terburuk yang biasa dihadapi adalah kecanduan teknologi pada anak. Gadget yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk belajar malah digunakan anak untuk mengakses konten lain yang kurang baik.

Selain itu, ada juga tekanan mental dan stigmatisasi sosial yang mereka hadapi. Para single mother masih dianggap sebagai kondisi keluarga yang tak lazim padahal menjadi single mother bukanlah suatu hal yang mudah dan bisa dilakukan semua orang. Keluarga single mother sering dianggap sebagai keluarga yang abnormal oleh masyarakat karena di dalam keluarga tersebut dipimpin oleh seorang wanita tanpa adanya dukungan dari suami dan pihak keluarga suami (Isahak, 2009). Paradigma seperti ini perlu untuk diubah agar kesejahteraan bagi single mother dapat tercipta.

Strategi memanajemen penggunaan teknologi pendidikan agar efektif yang dapat digunakan oleh single mother untuk memaksimalkan manfaat teknologi pendidikan mencakup kolaborasi dengan sekolah, pengembangan jadwal rutin, mengikuti pelatihan, kontrol dan pembatasan waktu, kolaborasi dengan komunitas lokal, penggunaan sumber daya pendidikan yang gratis, mencari pekerjaan dari rumah, serta kolaborasi dengan anggota keluarga lain atau teman. Tujuan inti dari semua strategi ini adalah mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi single mother dalam memastikan pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka sambil memanfaatkan teknologi pendidikan secara efektif.

Meskipun single mother menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks, mereka memiliki kemampuan untuk mencari solusi kreatif dan efektif guna memberikan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak mereka. Melalui upaya tekun dan strategi yang bijak, mereka dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan anak-anak dengan menggunakan teknologi pendidikan secara efektif untuk kesejahteraan keluarga.

Teknologi pendidikan menyediakan sumber daya berkualitas tinggi, fleksibel, dan mudah diakses sehingga dapat meningkatkan pembelajaran anak sekaligus menjaga kesejahteraan keluarga. Tantangan yang muncul dapat diatasi dengan mengikutsertakan peran antara keluarga dan pemerintah. Keluarga perlu menyusun rencana keuangan terkait biaya pendidikan, memastikan penggunaan teknologi pendidikan dengan bijak, dan memanfaatkan bantuan dari komunitas sosial. Pemerintah juga perlu ikut serta dalam mengadakan pelatihan keluarga dan memudahkan akses teknologi pendidikan. Dengan ini, efisiensi dan efektivitas penggunaan teknologi pendidikan dapat tercipta, sehingga keluarga single mother dapat menyiapkan pendidikan anak yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun