Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah mencatat, sudah ada 150 ribu orang yang di-PHK atau 10 persen dari 1,5 juta pekerja yang terimbas kondisi sekarang.
"Pertama kalau lihat data dari 1,5 juta itu 10 persennya di-PHK, 90 persen itu dirumahkan. Artinya benar-benar PHK itu jadi upaya terakhir," kata Ida saat konferensi video, Sabtu (11/4).
Dampak ekonomi dan sosial akibat Covid-19 sudah semakin dirasakan masyarakat, kalau langkah mengatasi permasalahan ekonomi dan sosial itu tidak bisa dilakukan dengan bergerak cepat, akan berpengaruh di bidang sosial.
Angka pengangguran yang makin tinggi, kemiskinan absolut yang besar, bisa memicu mereka yang nganggur, lapar dan miskin, mudah marah dan frustasi. Mereka mudah digoda untuk melakukan hal-hal destruktif. Jika ini terjadi, masalah sosial akan merembet ke bidang keamanan.
Dunia memasuki krisis. Kegiatan ekonomi terganggu. Semua negara mengalami masalah dalam perekonomiannya. IMF baru saja mengeluarkan proyeksi yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi semua negara dunia.
Indonesia diperkirakan masih tumbuh positif, meski hanya 0,5% saja. Negara lain yang juga diperkirakan tetap tumbuh positif adalah China, India dan Vietnam.
Selain itu, ancaman lain dampak Corona pun bertambah, baru-baru ini salah satu organisasi PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) memperingatkan pandemi Covid-19 yang memaksa beberapa negara melakukan pembatasan penerbangan dapat memicu krisis pangan secara global.
Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang rentan terhadap krisis tersebut karena mata uang rupiah semakin melemah sementara sebagian besar komoditas berdenominasi dolar AS di pasar internasional.
Kalau kemudian virus bisa diatasi, pasca wabah pemerintah perlu segera bergerak, kebijakan ekonomi berupa kemudahan investasi bagi investor lokal maupun asing, bahkan pemberian stimulus dan insentif perlu dilakukan untuk menarik para investor menaruh uangnya di Indonesia.
Sementara itu, Kadin Indonesia memberikan masukan bahwa Negara memerlukan langkah-langkah besar untuk melakukan transformasi struktural dalam membuka lapangan pekerjaan. Agar mereka yang terkena PHK saat krisis, bisa secepatnya bekerja kembali. Dan angkatan kerja baru bisa juga mendapat tempat.
Mengenai angkatan kerja baru, menurut data BPS per Agustus 2019, terdapat total 7,05 juta jiwa yang tidak memiliki pekerjaan, jumlah tersebut meningkat 3,3 persen dari posisi Februari sebesar 6,82 juta. Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan mayoritas pengangguran adalah lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).