Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Corona Telah Mengubah Segalanya

17 April 2020   17:16 Diperbarui: 18 April 2020   08:16 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2020 menjadi tahun yang puluhan bahkan ratusan tahun kedepan akan menjadi sebuah catatan penting dalam sejarah peradaban manusia.

Sebuah bencana non alam maha dahsyat yang dialami hampir seluruh negara di dunia, yaitu bencana berupa virus Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.

Covid-19 pertama kali muncul di kota Wuhan China akhir tahun 2019, kemudian pada 11 Maret WHO menetapkan Covid-19 sebagai sebuah pandemi.

Hingga hari ini, WHO mencatat sebanyak 213 negara terpapar Covid-19, sebanyak 1.995.983 orang dinyatakan positif terpapar Covid-19, dengan angka kematian mencapai 131.037 orang.

Sejarah akan mencatat bencana ini, bagaimana begitu dahsyatnya Covid-19 bak senjata biologis yang begitu efektif bekerja, mampu membunuh ratusan ribu orang dan mengurangi jumlah populasi manusia di bumi.

Tulisan sederhana ini tidak akan mengarahkan teman-teman semua menuju kepada sebuah teori konspirasi, apakah Covid-19 ini by design atau memang benar-benar terjadi secara alami, itu bukan bidang saya.

Tetapi saya hanya ingin sedikit mengulas beberapa fenomena bagaimana dahsyatnya Covid-19 mampu memengaruhi kehidupan manusia khususnya di Indonesia.

Saya mulai dengan data perkembangan Covid-29 di Indonesia yang bermula 2 Maret lalu hanya ada 2 orang dinyatakan positif Covid-19 dan kini keduanya dinyatakan sembuh.

Hingga hari ini Jum'at (17/4), tercatat sebanyak 5.923 orang dinyatakan positif Covid-19, kemudian sebanyak 520 orang meninggal dan 607 orang dinyatakan sembuh.

Bak seorang panglima perang, Presiden telah menentukan strategi menghadapi lawan di medan pertempuran, tetapi musuh rupanya sejauh ini belum dapat ditaklukan.

Sejak awal Panglima menggunakan strategi bagaimana membatasi pergerakan dan interaksi antar orang, sejumlah negara lain memilih karantina wilayah, panglima kita awalnya menggunakan senjata imbauan dan akhirnya senjata pamungkasnya dipilih berupa PSBB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun