Tabungan tidak punya, pendapatan sudah tidak ada, sementara kebutuhan sehari-hari harus terpenuhi, belum lagi harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi ditengah situasi pandemi.
Kemudian Jakarta sebagai pusat episentrum penyebaran virus Corona banyak warganya adalah perantau, dengan kondisi yang semakin sulit dan juga demi keamanan karena berada di zona merah, maka sejak akhir maret lalu perantau mulai mudik lebih awal ke kampung halamannya masing-masing.
Celakanya hal itu berpotensi menjadikan penyebaran virus meluas ke daerah, imbauan dilarang mudik sudah dilakukan oleh pemerintah, tetapi sebatas imbauan tanpa ada ketegasan larangan sehingga masyarakat berbondong-bondong mudik lebih awal.
Sampai ke daerah mereka kemudian dicurigai oleh tetangga nya, status nya menjadi ODP sesuai protokol kesehatan, bak jatuh ketimpa tangga pula, padahal mereka mudik tak ubahnya mengungsi karena di Jakarta sudah tak bisa kerja, tak ada penghasilan akhirnya mengungsi ke kampung halamannya.
Pun demikian dengan anak belajar dari rumah, tanpa tatap muka dengan gurunya, bermain bercanda dengan temannya, sehari-hari dirumah terus, pekerjaan sekolah menumpuk sementara orang tua sering uring-uringan ketika dimintai bantuan mengerjakan, kondisi yang dapat membahayakan psikologis baik orangtua maupun anaknya.
Juga para tenaga medis yang kini menjadi sebuah profesi yang pekerjaannya sedang sangat dibutuhkan, padahal resiko tertular sangat tinggi, sudah banyak yang akhirnya tumbang karena tertular atau kelelahan yang amat sangat dan penyebab lainnya.
Atau fenomena yang tidak dimiliki oleh Bangsa lain dan patut kita syukuri, yaitu pengajian-pengajian atau dakwah para Kyai, Ulama sekarang dilakukan secara on-line, dzikir dan do'a bersama pun demikian, para santri kini dikembalikan ke orangtuanya kemudian mengaji nya secara on-line.
Kemudian yang terbaru yaitu semalam dilakukan dzikir Nasional yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin, ini yang kemudian patut kita syukuri sebagai umat muslim di Indonesia, karena bisa jadi di negara lain tidak dilakukan ditengah pandemi Corona.
Benar-benar hari ini kita merasakan, bahwa Corona telah mengubah segalanya, bahkan sekarang sebagian dari kita sudah merindukan kehidupan normal.
Seperti saya setelah sebulan lebih bekerja dari rumah, mengajar dari rumah, kemarin ada kepentingan datang ke sekolah tetapi merasa seperti berada di tempat yang asing, saking lamanya meninggalkan sekolahan.
Semoga badai segera berlalu, kita bisa beraktivitas secara normal seperti dulu, kelak kita bisa bercerita kepada anak cucu bahwa bangsanya pernah mendapat ujian yang sangat berat berupa pandemik Corona.