Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warga Terdampak Corona di Desa Saya

13 April 2020   15:20 Diperbarui: 13 April 2020   16:46 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak pandemi Corona kini dirasakan masyarakat secara merata hampir di seluruh Indonesia, tak terkecuali di desa saya, saya tinggal di sebuah desa dimana ada dua pondok pesantren dengan jumlah santri ribuan, total jumlah santri gabungan dari dua pondok tersebut kira-kira ada hampir 8 ribu orang santri.

Tentu keberadaan pondok pesantren tersebut menghidupkan perekenomian warga sekitar, mulai dari para tenaga pengajar, pedagang makanan, pemilik warung kelontong, tukang laundry, pedagang beras dan sayuran, pedagang pakaian serta masih banyak lagi.

Semenjak terjadinya pandemi Corona, kini santri pondok pesantren dipulangkan untuk sementara waktu, pengasuh pondok pesantren memilih mengembalikan santrinya kepada orangtua mereka untuk sementara waktu sampai pandemi Corona berakhir.

Kepulangan santri tersebut tentu sangat berdampak pada aktivitas perekonomian warga sekitar, pedagang sudah tidak bisa jualan lagi, pemilik warung kelontong sepi pembeli, tukang laundry sudah tidak beroperasi lagi dan masih banyak lagi warga terdampak Corona karena pulangnya santri.

Kondisi demikian diperparah dengan kebiasaan pedagang mengambil kredit berbagai macam barang dengan pembayaran harian atau mingguan, rupanya meskipun pemerintah memberikan relaksasi, tetapi untuk jenis kredit seperti ini para penagih kredit bersikukuh tagihan mereka tidak bisa ikut kena relaksasi.

Penghasilan harian sudah tidak dimiliki, sementara tagihan harian atau mingguan tidak bisa kena relaksasi, belum lagi harga kebutuhan pokok yang terus melambung tinggi seiring dampak dari pandemi Corona, sungguh situasi sulit sedang dihadapi warga di desa saya saat ini.

Paling dekat dengan saya hanya selisih lima rumah, seorang janda paruh baya yang kesehariannya berjualan di pondok, kini mengeluh karena sudah tidak bisa berjualan lagi, atau tukang laundry yang kini tidak ada penghasilan lagi karena pakaian kotor santri yang siap mereka cuci sudah tak ada lagi, padahal itu satu-satunya mata pencaharian mereka. Dan masih banyak cerita menyedihkan lainnya karena dampak Corona.

Kini, masyarakat di desa saya sudah semakin merasakan dampak dari pandemi Corona ini, harapan akhirnya digantungkan pada program bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat yang disalurkan melalui pemerintah desa setempat.

Melihat perkembangan penanganan pandemi Corona melalui berbagai media, saya mencatat paling tidak ada tiga jenis bantuan dari pemerintah pusat yang kini menjadi harapan warga terdampak Corona di desa saya.

Yaitu bantuan sosial langsung tunai Rp.600 ribu selama 3 bulan sejak bulan April ini di terima per kepala keluarga miskin terdampak Corona, program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) yang peruntukannya bagi warga perantau yang mudik lebih awal karena sudah tidak ada penghasilan di sana, atau warga mukim yang menjadi pengangguran karena terdampak Corona.

Selain dua jenis bantuan tersebut, ada lagi program bantuan pemerintah untuk warga desa terdampak Corona, yaitu Kartu Pra Kerja yang diperuntukkan bagi warga di desa saya yang tadinya bekerja kemudian karena dampak Corona menjadi di-PHK.

Bantuan-bantuan pemerinrah tersebut kini menjadi harapan warga di desa saya yang terdampak Corona, mereka yang belum pernah menerima bantuan lain dari pemerintah seperti PKH, BPNT atau Kartu Pra Kerja sangat berharap bantuan tersebut tepat sasaran sampai ke mereka yang benar-benar sedang membutuhkan.

Bukan sebaliknya, bantuan sosial tersebut ternyata diberikan kepada warga desa yang sudah menerima PKH, BPNT atau Kartu Pra Kerja, mereka sama sekali tidak berhak mendapatkan bantuan sosial langsung tunai bagi warga terdampak Corona.

Kepada pemerintah desa setempat mohon untuk segera merespon dengan cepat dan serius serta transparan, terutama membuka data siapa saja warga yang sudah diajukan untuk menerima bantuan-bantuan tersebut, sehingga warga benar-benar tahu bahwa bantuan-bantuan tersebut memang betul-betul tepat sasaran.

Bahkan presiden Jokowi hari ini sudah memberikan instruksi kepada para menterinya untuk segera merealisasikan sederet bantuan dari pemerintah kepada masyarakat yang terdampak Corona, Jokowi tak ingin pemerintah dianggap hanya berbicara tanpa adanya bukti.

Terakhir, semoga pandemi Corona segera berakhir, santri pondok pesantren segera kembali sehingga perekonomian warga di desa saya bisa bergeliat kembali.

Rori Idrus
KBC-57 Brebes Jawa Tengah
(Lawan Corona Pakai Konten)

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun