Lebih jelasnya, begini isi status Facebook saya yang memiliki jumlah teman sebanyak 5.000 akun.
"Bismillah...Gerakan ekonomi Indonesia, dengan membeli produk temen. Silakan...Yang jualan boleh buka lapak di komentar Ya"
Dengan jumlah teman sebanyak 5.000 akun, artinya potensi status saya dibaca banyak orang sangat besar. Baik akun teman yang menjadi penjual maupun akun teman yang potensial menjadi pembeli.
Akun teman yang menjadi penjual tinggal menawarkan produk dagangannya di kolom komentar. Sedangkan akun teman yang potensial menjadi pembeli ketika menemukan produk yang sedang dibutuhkan tinggal melakukan komunikasi kepada akun penjual yang sudah menawarkan produk dagangannya di kolom komentar.
Alhamdulillah komentar menawarkan produk cukup banyak, dan produk yang ditawarkan pun beragam. Mulai dari makanan, pakaian, masker, peralatan kantor, cetak undangan, APD, hingga produk kerajinan dan produk lainnya. Hingga tulisan ini dibuat, sudah terjadi interaksi tanya-jawab soal harga barang yang ditawarkan dan permintaan informasi detail dari produk yang ditawarkan.
Saya membayangkan, kalau kemudian jutaan pemilik akun Facebook lain melakukan hal yang sama, saling berbagi informasi dan saling mendukung satu sama lain. Maka paling tidak bisa berpengaruh terhadap terjadinya aktivitas transaksi jual beli barang kebutuhan secara online.
Memang dibutuhkan ketulusan terutama rasa empati kepada sesama di masa yang serba sulit seperti saat ini, selain itu dibutuhkan sikap senang ketika melihat dagangan teman laku, bukan sebaliknya.
Mari dalam situasi yang mulai serba sulit ini, kita seharusnya saling berbagi, saling mendukung, dan saling menguatkan satu sama lain. Mari tanamkan dalam diri kita sikap senang ketika melihat orang lain senang, dan susah ketika melihat orang lain susah, bukan sebaliknya.
Semoga bermanfaat.
Salam hangat, salam semangat, dan salam sehat selalu.
Rori Idrus,
KBC-57 Brebes Jawa Tengah.