Dampak ekonomi dari pandemi virus Corona atau Covid-19 kini sudah semakin terasa, terutama dirasakan sektor informal, para pelaku usaha kecil kini sudah sangat merasakan dampaknya.
Padagang pasar, warung kecil, penjaja makanan di sekolah-sekolah termasuk pondok pesantren kini sedang dihadapkan pada situasi sulit karena usaha mereka sudah sepi bahkan tanpa pembeli.
Mereka kini dihadapkan dalam situasi sulit, mereka sudah sangat merasakan dampak dari virus Corona ini, tetapi keadaan sesulit apapun mereka harus terus bertahan, anak dan istri harus tetap bisa makan.
Ketika dihadapkan pada situasi sulit, apalagi berhubungan dengan isi perut, maka mereka mendapat dorongan untuk melakukan terobosan, harus melakukan siasat supaya usaha bisa terus jalan.
Di sinilah kreativitas dituntut, disinilah tantangan sebenarnya dari para pelaku usaha kecil.
Pengalaman saya pribadi, sebagai pelaku usaha makanan atau katering untuk acara-acara yang diikuti oleh orang banyak seperti resepsi pernikahan, seminar, workshop, rapat sekolah, tasyakuran sebuah acara keagamaan, dan acara-acara lainnya, sudah sebulan ini tidak mendapat orderan.
Bagi saya pribadi, keadaan ini masih bisa dibantu oleh pekerjaan saya yang kebetulan di sektor formal sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah swasta di Brebes Jawa Tengah, usaha katering makanan adalah usaha milik istri saya.
Tetapi, demi menjaga agar usaha istri saya bisa terus jalan dan ada penghasilan setiap harinya untuk menopang gaji saya dari sekolah, maka saya mengubah pola layanan usaha yang tadinya hanya melayani acara-acara saja.
Kini saya modifikasi menjadi usaha makanan yang menyajikan menu harian, mulai dari lauk pauk, makanan cemilan dengan layanan pesan antar dan free ongkir bagi warga sekitar, dan layanan antar untuk area agak jauh saya gunakan ojek online.
Ini sekaligus ikut serta membantu para driver ojek online agara mereka masih bisa terus mendapatkan penghasilan.
Dengan aturan dari pemerintah untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, social distancing yang berubah menjadi physical distancing, sampai terbaru pembatasan sosial berskala besar, membuat aktivitas warga lebih banyak dirumah saja.
Bagi mereka ibu-ibu yang males masak maka akan memilih membeli lauk pauk secara online melalui media sosial facebook atau whatsapp, mereka yang dirumah saja ingin makan cemilan tetapi malas atau nggak bisa keluar rumah maka tinggal pesan cemilan online.
Keadaan tersebut sebenarnya kalau kita bisa jeli maka keadaan tersebut menjadi peluang, sesulit apapun keadaan kalau kemudian kreativitas kita bekerja, maka in sya Allah kita bisa bertahan.
Alhamdulillah dengan perubahan layanan usaha makanan istri saya, yang tadinya hanya menerima pesanan acara-acara saja, kini dengan membuka layanan menu harian menjadikan usaha tetap bisa jalan.
Pesan pribadi sebagai sesama pelaku usaha kecil dimanapun berada, jangan terlalu fokus dengan keadaan yang sedang terjadi akibat pandemi Corona, tetapi fokuslah pada keberlangsungan usaha dengan jeli melihat peluang yang ada dimasa sulit seperti sekarang ini.
Tetap semangat jangan mudah menyerah, tetap jaga kesehatan, yakinkan diri Anda bahwa Anda bisa melalui masa sulit ini.
Yakinkan pada diri Anda bahwa usaha Anda bisa bertahan.
Rori Idrus
KBC-57 Brebes Jawa Tengah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H