Semenjak pandemi Corona melanda dunia tak terkecuali di Indonesia, kini dampaknya semakin terasa hampir di semua lini kehidupan, mulai dari dampak ekonomi, sosial, budaya dan tak terkecuali dampak terhadap aktivitas dunia pendidikan.
Himbauan pemerintah melalui Kemendikbud RI agar siswa belajar dirumah secara daring awalnya terhitung mulai tanggal 16 sampai dengan 29 Maret 2020. Melihat perkembangan kasus Corona yang terus meningkat, dengan mempertimbangkan kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah, kebijakan tersebut diperpanjang termasuk dengan membatalkan Ujian Nasional.
Dengan berdasar pada surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Dalam Masa Darurat penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) tersebut, maka seluruh lembaga-lembaga pendidikan termasuk Pondok Pesantren harus mengikuti edaran tersebut.
Mengacu kepada surat edaran Kemendikbud tersebut, maka sebagian besar Ponpes di Indonesia mulai mengembalikan atau memulangkan para santrinya kepada orang tuanya untuk sementara waktu demi kesehatan lahir dan batin para santri, keluarga pengasuh Ponpes dan warga disekitar Ponpes.
Pondok pesantren adalah sebuah komunitas yang biasanya berjumlah ratusan santri, bahkan untuk Ponpes yang sudah lama berdiri maka jumlah santrinya bisa mencapai ribuan, mereka beraktivitas sehari-hari di lokasi yang sama.
Kalau melihat lebih dalam terhadap aktivitas santri di Ponpes, maka kita akan mendapati satu kenyataan bahwa santri yang tinggal di Ponpes hampir tidak mungkin bisa menerapkan social distancing atau jaga jarak aman minimal 2 meter sesuai himbauan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.
Dalam menjalani aktivitasnya sehari-sehari sebagai sebuah komunitas, para santri mulai dari pagi sampai dengan malam akan selalu melakukan interaksi sosial seperti sholat diwajibkan berjamaah, mengaji kitab kuning bersama, belajar bersama, sampai tidur pun mereka harus bersama dengan teman-temannya dalam satu ruangan yang bisa berisi minimal 10 sampai dengan 30 orang santri.
Melihat tingginya angka penyebaran virus Corona serta keadaan aktivitas sehari-hari para santri di Ponpes, maka meskipun Ponpes melakukan sterilisasi dan karantina lokal, kemungkinan untuk tertular virus Corona masih ada mengingat para pengajar biasanya sebagian dari luar Ponpes, sehingga setiap hari harus keluar masuk Ponpes, selain itu pengiriman logistik untuk memasok kebutuhan sehari-hari para santri juga dari luar Ponpes.
Kenyataan inilah yang kemudian menjadi pertimbangan utama bagi pengasuh Ponpes untuk memulangkan atau mengembalikan para santrinya untuk sementara sampai pandemi Corona di Indonesia sudah bisa diatasi dan sudah berakhir.
Mengutip laman detiknews.com, diantara Ponpes yang sudah memulangkan para santri nya yaitu Ponpes Tebuireng Jombang yang sudah dimulai sejak Rabu (25/3/2020).