Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengetuk Pintu Langit

2 Februari 2022   19:21 Diperbarui: 2 Februari 2022   19:33 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai Sang Penguasa Hati. Yang menjungkirbalikkan hati. Kuatkanlah hati ini. Dari segala tipu dan tabir diri.

Jiwaku yang rapuh dalam bayang-bayang. Merindu angan kedamaian. Yang terenggut nisbi dan katidakpastian. Impikan perlindungan dan ketenangan.

Mataku sendu menatap alam. Telingaku tuli mendengar rintihan. Semua telah hilang dan pupus dalam kelam. Mengharap terang di ujung jalan.

Ku tak kuasa menahan beban siksa diri. Keinginan pangkal kesengsaraan. Keberdayaan muara keberhasilan. Semua kan sirna tanpa Mu.

Terimalah diri yang hina ini. Mengetuk pintu yang  lama tak terkunjungi. Membawa noda dan cela diri. Duhai Sang Pemilik Jiwa setiap insani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun