Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anakku Ingin Jadi Youtuber

30 Desember 2020   20:59 Diperbarui: 30 Desember 2020   21:30 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :https://solusik.com/

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, selama berlangsung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi, anak-anak saya dirumah menjadi sedikit lebih akrab dengan hand phone dibanding dengan sebelum pandemi. Setelah mereka merampungkan tugas-tugas sekolahnya, mereka mengisi waktunya dengan bermain games melalui hand phone.

Melihat hal ini, saya dan istri tidak lantas melarangnya secara tiba-tiba dan tanpa alasan, atau dengan alasan menurut sudut pandang orang tua , yang terkadang tidak dipahami oleh mereka.

Kami tetap membolehkan mereka bermain games dengan syarat semua tugas sekolah tidak terbengkalai, sholat lima waktu dan membaca Al Qur'an tidak ditinggalkan, dan tentunya bernilai manfaat dan produktif buat mereka.

Berbicara manfaat dan bernilai produktif terhadap kesenangan anak di bidang Teknologi Informasi, maka saya mengarahkan anak saya untuk membuat konten di Youtube, syukur-syukur kalau pada akhirnya menjadi Youtuber. Akhirnya pada medio November yang lalu, anak ketiga saya membuat konten di Youtube dengan nama channel loly lilo.

Channel ini sementara berisikan ulasan-ulasan mengenai game #SakuraSchoolSimulator, #AmongUs, dan #GhacaLife. Salah satu kontennya bisa anda lihat di sini.


Baru sebulan setengah berjalan, channel ini sudah memiliki 3.820 subsriber, dengan 49 jam tayang. Sejak Oktober 2020, YouTube menetapkan jumlah minimal subsriber sebanyak 1.000 subscriber dan minimal 4.000 jam tayang untuk sebuah channel mendapatkan monetisasi.

Alhamdulillah, pada saat pengambilan raport secara virtual pada 18 Desember 2020 yang lalu, peringkat kelas anak saya mengalami kenaikan dibandingkan semester genap yang lalu. Pelaksanaan ibadahpun masih dikerjakan secara lancar, dan tugas-tugas lainnya tidak terbengkalai.

Kesimpulannya adalah, kita sebagai orang tua harus hadir dalam setiap tahap perkembangan anak. Tidak terlalu mengekang mereka atau terlalu membebaskan mereka. Anak seperti kuda pacu, yang kita biarkan berlari sekencang-kencangnya, namun tetap ada tali kekang sebagai kendalinya.***

Tulisan ini pernah ditayangkan di terbitkanbukugratis.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun