"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)". [ Q.S (29) : 61]
2. Bukti secara Indrawi.Â
Bukti keberadaan Allah Subhanahu wata'ala juga dapat kita saksikan melalui panca indra yang kita miliki. Kita dapat saksikan bahwa adanya langit yang kokoh tanpa tiang, bumi yang dihamparkan, gunung-gunung yang ditegakkan di atasnya sebagai pasak, bahkan pada diri kita sendiri, itu semua merupakan tanda atau bukti bahwa pasti ada sang kreator ulung di balik itu semua. Tidak mungkin sesuatu yang ada, tercipta dengan sendirinya.Â
Apalagi sesuatu yang tercipta tersebut merupakan maha karya yang bersifat kompleks dan rumit. Di dalam Al Qur'an Surat Yasin (36) ayat 37 dan Surat Fussilat (41) ayat 53 Allah Subhanahu wata'ala menegaskan :"Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan". [Q.S (36) : 37].  "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" [ Q.S (41) : 53)
3. Bukti secara Naqli.Â
Naqli artinya bersumber dari Al Qur'an. Bagi orang-orang yang sudah meyakini keberadaan Allah Subhanahu wata'ala, tidak sulit untuk menemukan bukti keberadaan-Nya. Karena hal ini banyak diterangkan di dalam Al Qur'an, termasuk di ayat-ayat pada pembahasan sebelumnya.Â
Keberadaan Al Qur'an sebagai sumber dalil utama (dalil naqli), sesungguhnya juga merupakan bukti keberadaan Allah Subhanahu wata'ala. Karena tidak mungkin jika Al Qur'an merupakan hasil kreasi Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam yang ummiy. Bukti kemukjizatan Al Qur'an sebagai salah satu tanda keberadaan Allah Subhanahu wata'ala dapat kita lihat dalam Surat Al Isro' (17) ayat 88 : Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". [Q.S (17) : 88]
Untuk mendapatkan keyakinan yang kokoh akan keberadaan Allah Subhanahu wata'ala dibutuhkan upaya untuk selalu bertafakkur (berpikir dan merenung). Namun, tafakkur harus dilakukan sesuai dengan kapasitas akal yang terbatas.Â
Akal manusia tidak bisa menjangkau hal-hal yang tidak bisa disentuh oleh panca indera. Karenanya, Rasulullah melarang menafakkuri wujud dan bentuk Allah Subhanahu wata'ala. Dalam Sabdanya beliau mengatakan: " Berpikirlah kamu akan ciptaan-ciptaan Allah, dan jangan kamu berpikir tentang Dzat Allah". (HR Ath Thabrani)
Baca Juga: Enam Janji Allah Swt untuk yang Bertakwa
Dengan segala bukti keberadaan Allah Subhanahu wata'ala tersebut semoga semakin menambah kualitas ibadah kita kepada-Nya. Ibadah yang didasari oleh ilmu yang benar dan iman yang sempurna mudah-mudahan akan menghantarkan kita kepada ridho Allah Subhanahu wata'ala. Aamiin ya robbal 'alamiin.***
Artikel ini pernah ditayangkan di sini
Referensi: