Sementara Bang Nur Terbit sudah menerbitkan buku berjudul "Wartawan Bangkotan", dan Pak Mukti Ali telah lebih dulu menerbitkan buku berjudul "Mengapa Orang Arab tidak Suka Sendok?".Â
Sementara saya sendiri baru meneritkan  2 judul buku yaitu: 'Mencerdaskan Putra Bangsa di Tengah Badai Pandemi (September 2020) dan Mengejar Bayang-Bayang Sejati (November 2020).
Selain bertemu dengan sesama penulis dari YPTD, di Perpustakaan Nasional tersebut saya juga bertemu dengan para petugas dan Pustakawan Perpustakaan Nasional. Ternyata para pustakawan di Perpustakaan Nasional adalah para lulusan Program Studi Perpustakaan dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjajaran (Unpad) bahkan ada yang lulusan program pasca sarjana.Â
Mereka sangat ramah, bahkan mengarahkan kami ke beberapa ruangan dari lantai 7 sampai lantai 9. Dari penjelasan mereka, kami memahami bagaimana alur sebuah buku dari awal diterima dari penerbit, kemudian diidentifikasi, diberi label buku, kemudian pada akhirnya dikategorikan berdasarkan tahun cetak, dan disimpan secara rapi dan aman di Perpustakaan Nasional.
Buku-buku yang disimpan di Perpustakaan Nasional Jalan Salemba Raya No. 28 A adalah buku-buku terbitan tahun 1990 ke atas, sementara untuk buku-buku yang diterbitkan sebelum tahun 1990 tidak disimpan di sini, namun di Perpustakaan Nasional yang beralamat di Jalan Medan Merdeka.Â
Perlu diketahui bahwa Perpustakaan Nasional Jalan Salemba Raya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1989 dan pendiriannya merupakan prakarsa dari Yayasan Harapan Kita yang didirikan oleh Ibu Tien Soeharto.
Sekitar satu jam kami berada di dalam gedung Perpustakaan Nasional, untuk kemudian sekitar pukul 11.00 WIB kami turun menuju lantai dasar dan mengambil beberapa gambar untuk diabadikan.Â
Selanjutnya kami menuju rumah makan padang yang letaknya bersebelahan dengan Kantor Pusat Kemensos RI tidak jauh dari Perpustakaan Nasional.Â
Dalam acara rehat makan siang, tidak lupa kamipun memperbincangkan rencana-rencana ke depan dari YPTD, salah satunya adalah akan membuat program e-ISBN yaitu ISBN elektonik untuk buku-buku yang diterbitkan dan dijual secara digital.
Petugas keamanan Perpustakaan Nasional mengatakan bahwa masjid Perpustakaan Nasional hanya bisa digunakan oleh karyawan saja, sementara pengunjung tidak diijinkan. Namun, mereka memberi kami solusi bahwa kami dapat sholat Jum'at di masjid belakang Perpustakaan Nasional .Â