Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi di Tengah Pandemi

29 Oktober 2020   15:38 Diperbarui: 29 Oktober 2020   15:47 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 telah membawa warna perubahan tersendiri pada dunia pendidikan di tanah air. Kondisi pandemi telah memaksa sistem pembelajaran yang selama ini dilaksanakan secara tatap muka langsung, berubah menjadi sistem Pembelajaran Jarak Jauh yang sangat mengandalkan jaringan internet.

Sebelum terjadinya pandemi covid-19, sesungguhnya pemerintah melalui Kemendikbud telah menggembar-gemborkan adanya revolusi industri gelombang keempat yang disebut era revolusi industri 4.0. Imbas dari adanya revolusi industri gelombang ke-4 tersebut menyebabkan terjadinya disrupsi pada sektor informasi.

Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 tersebut, dibutuhkan beberapa kecakapan (skill) di abad 21. Kemudian Kemendikbud menyosialisasikan pentingnya 4 macam kecakapan hidup yang dikenal dengan 4 C, yaitu critical thinking, creativity, collaboration, dan communication.

Critical Thinking

Kemampuan berpikir kritis merupakan kecakapan utama yang harus dimiliki oleh seorang siswa. Sebagai warga belajar, mereka dituntut untuk dapat berpikir mendalam tentang suatu hal, bukan sekedar bertanya seputar apa atau siapa?. 

Namun, mereka harus sudah mulai membiasakan diri dengan pertanyaan mengapa dan bagaimana agar sesuatu permasalahan dapat diketahui esensinya. 

Untuk itu kemampuan berpikir tingkat tinggi menjadi tuntutan terhadap para siswa di abad 21 ini. Untuk mampu pada tahapan ini mereka melalui bimbingan guru harus membiasakan diri untuk gemar membaca agar kemampuan literasi dan numerasi mereka terlatih dan dapat terus meningkat.

Creativity

Terbentuknya siswa yang kreatif merupakan tujuan yang hendak di capai dalam pembelajaran saat ini. Untuk itu diperlukan pula guru-guru yang kreatif dalam mengelola pembelajaran di kelas. 

Terkait dengan pembelajaran daring, dimana antara guru dan siswa tidak ada kontak secara langsung, dibutuhkan variasi media pembelajaran dari seorang guru agar tidak terjadi kejenuhan dalam belajar dan tingkat komunikasi antar siswa dapat tercipta.

Seorang guru dituntut agar kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh tetap menyenangkan bagi siswa, dan derajat ketuntasan tiap Kompetensi Dasar dapat terpenuhi. 

Dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh yang menjadi perhatian adalah keaktifan siswa di kelas virtual serta pembentukan karakter tidak boleh lepas meskipun secaa hasil kita tidak dapat berharap secara maksimal.

Collaboration

Dalam proses pembelajaran antara guru dan siswa harus tampak kegiatan kolaborasi, yaitu adanya suatu bentuk interaksi, diskusi, kompromi, kerjasama yang berhubungan dengan individu, kelompok atau beberapa pihak lainnya, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. 

Dengan adanya kemampuan kolaborasi pada siswa diharapkan mereka dapat menemukan dan mengkontruksi konsep ilmu yang dipelajari, sehingga mereka memiliki pengalaman bel Buajar yang lebih bermakna.

Communication

Untuk menyempurnakan kecakapan hidup yang dimiliki, seorang siswa harus dilengkapi dengan kecakapan dalam berkomunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, seorang siswa akan mampu menyampaikan pengetahuan baru yang diterimanya kepada orang lain secara jelas dan akurat .

Untuk menunjang terwujudnya keempat macam kecakapan hidup tersebut, kata kuncinya adalah adanya visi dan kemauan yang kuat dari semua warga belajar, baik guru maupun siswa. 

Setelah memiliki visi yang kuat, selanjutnya setiap diri harus menyandarkan dirinya pada kerendahan hati dan usaha yang keras agar tidak mudah putus asa dan sebaliknya memiliki jiwa pantang menyerah.

Kondisi pandemi saat ini bukan alasan untuk tidak dapat berbuat yang maksimal. Kita dapat belajar dari seorang anak kecil yang sedang belajar berjalan. 

Seorang anak kecil yang sedang belajar berjalan tidak akan pernah bosan dan putus asa walaupun dirinya sering terjatuh bahkan berdarah ketika belajar berjalan. 

Ini terjadi karena adanya kemauan yang kuat untuk terus berusaha, belajar, dan belajar. Bukan seberapa sering kita terjatuh, namun yang terpenting adalah seberapa seringkah kita mampu bangkit dan terus melangkah.

Begitu pula dengan seorang guru senior yang hidup di era digital saat ini, mereka diharapkan tetap mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. 

Jangan sampai Pembelajaran Jarak Jauh saat ini yang sangat mengandalkan internet, namun masih ada guru yang belum mengerti cara melakukan confrence via Zoom Cloud Meeting maupun Google meet.

Untuk itu marilah kita gunakan momentum pandemi ini, dimana kegiatan banyak dilakukan dari rumah, dengan kegiatan yang mengarah pada literasi yang berawal dari gemar membaca dan menulis, kemudian diiringi dengan peningkatan kemampuan numerasi (berhitung), berbicara, serta kemampuan untuk memecahkan masalah yang terjadi. ***

Artikel ini pernah ditayangkan di blog penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun