Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Benar Obat Covid-19 Sudah Ditemukan?

3 Agustus 2020   21:28 Diperbarui: 3 Agustus 2020   21:33 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:sulsel.idntimes.com

Saat ini tengah viral kabar dari seorang pria yang mengaku bernama Hadi Pranoto menyatakan telah menemukan obat Covid-19 dari ramuan herbal. 

Hadi Pranoto menuai polemik setelah muncul dalam video di YouTube milik musisi Anji, yang mengaku menemukan antibodi untuk obat Covid-19. Menanggapi berita ini, Pelaksana Tugas(Plt) Kepala BalitBangKes Kementerian Kesehatan Slamet meminta masyarakat tak asal mempercayai klaim Hadi Pranoto tersebut.

Kebenaran informasi siapa sebenarnya Hadi Pranoto yang tampil di YouTube masih belum jelas, walaupun menurut pengakuannya dia adalah seorang profesor dan S3 di bidang Mikrobiologi serta mempunyai tim riset yang independen. 

Sementara video wawancaranya dengan Anji di YouTube sudah dihapus oleh pihak YouTube karena dianggap melanggar aturan komunitas.

Untuk memahami hal ini, sebagai masyarakat kita harus bisa membedakan terlebih dahulu antara pengertian obat, herbal, dan jamu. Obat terbagi 2 macam, yaitu obat modern (kimia) dan obat tradisional (herbal).  

Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2018, bahwa obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), definisi obat tradisional (OT) adalah bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bagian hewan, mineral, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan.  

Dengan kata lain, obat tradisional adalah obat-obatan dari bahan alami yang diolah berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan, maupun kebiasaan penduduk di suatu daerah

Obat tradisional di Indonesia secara umum terbagi tiga yaitu, jamu, obat herbal terstandar (OHT), dan fitofarmaka. 

1. Jamu. Jamu adalah obat tradisional berbahan dasar tumbuhan yang diolah menjadi bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan langsung minum. 

2. Obat herbal terstandar (OHT). Obat herbal terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang terbuat dari ekstrak atau sari bahan alam  dapat berupa tanaman obat, sari binatang, maupun mineral. Cara pembuatan OHT sudah menggunakan teknologi maju dan terstandar. 

3. Fitofarmaka. Sama seperti OHT, produk fitofarmaka terbuat dari ekstrak atau sari bahan alam berupa tanaman, sari binatang, maupun mineral. Bedanya, fitofarmaka adalah jenis obat bahan alam yang efektivitas dan keamanannya sudah dapat disejajarkan dengan obat modern.

Kembali kepada klaim Hadi Pranoto yang menyatakan bahwa ia telah menemukan obat Covid-19, walaupun sebenarnya dalam  kesempatan wawancara di Kompas TV, ia tidak meyebut obat namun herbal. Sebaiknya pihak BPOM maupun Kemenkes tidak bertindak apriori dalam menghadapi masalah ini. 

Kurang bijak rasanya langsung mengajak masyarakat tidak mempercayai omongan Hadi Pranoto tanpa sebelumnya melakukan dialog dan uji klinis bersama. Begitupun Hadi Pranoto, sebaiknya ia tidak langsung berkoar-koar di YouTube, namun lakukan pendekatan komunikasi dengan instansi terkait, baik BPOM, Kemenkes, termasuk dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Kita harus sadari, sebenarnya Indonesia memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati yang menjadi peluang besar untuk dikembangkan, dijadikan produk inovasi, dan diteliti sebagai upaya percepatan penanganan COVID-19. 

Beberapa contoh herbal yang bisa dimanfaatkan antara lain kunyit, jahe merah, temulawak, meniran, jambu biji, daun sembung dan sambiloto, yang dapat dimanfaatkan sebagai imunomodulator. Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi) sistem imun tubuh menjadi ke arah normal. 

Prinsip kerja imunomodulator adalah meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan bibit penyakit seperti virus atau bakteri. imunomodulator bukanlah suplemen makanan atau vitamin, namun sudah termasuk kategori obat. Sehingga penggunaannya harus sesuai dosis yang telah ditentukan dan dalam jangka tertentu. 

Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), imunomodulator yang berasal dari herbal seperti jahe merah, meniran, dan sambiloto hanya dapat digunakan pada pasien Covid-19 dengan gejala Pneumonia ringan bukan yang kronis.

Melihat penyebab covid-19 yang bersumber dari virus, sebenarnya tidak akan ada  yang benar-benar berstatus sebagai obat yang membunuh virus Corona. Mengapa?, karena virus bukanlah makhluk hidup seperti hewan atau tumbuhan. 

Ia hanyalah materi genetik  yang mempunyai keistimewaan mampu bertahan hidup (tidak mati) pada kondisi yang tidak memungkinkan dengan mengkristalkan dirinya, kemudian akan melakukan reflikasi dan duflikasi diri manakala mendapati "Inang" sebagai tempat dia hidup. Berbeda dengan bakteri, Protozoa, maupun jamur yang dapat dimatikan dengan mengkonsumsi obat-obat tertentu. 

Hal yang paling memungkin untuk "mengobati" Covid-19 adalah memang dengan mengonsumsi bahan-bahan yang bersifat meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh terhadap serangan virus. 

Sifat kekebalan yang diinginkan dapat bersifat aktif yang berasal dari bahan-bahan herbal yang bersifat imunomodulator maupun bersifat pasif yang berasal dari vaksin. 

Namun menjadi sulit manakala tingkat penyakitnya sudah mencapai derajat kronis apalagi disertai dengan penyakit bawaan yang juga kronis. 

Kita semua berharap agar segera ditemukan benar-benar obat maupun vaksin dari Covid-19, dan tentunya dengan harga yang terjangkau atau bahkan kalau bisa gratis melalui subsidi negara. Kita tidak bisa bayangkan kalau pandemi ini terus berlarut-larut tak kunjung usai, bagaimana nasib perekonomian, pendidikan, bahkan perpolitikan di tanah air. Semoga badai ini segera berlalu. Aamiin .***

Salam.Ropiyadi ALBA 030820

Referensi:

1. regional.kompas.com 

2. hellosehat.com

3. gudangilmu.farmasetika.com.

4. era.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun