3. Fitofarmaka. Sama seperti OHT, produk fitofarmaka terbuat dari ekstrak atau sari bahan alam berupa tanaman, sari binatang, maupun mineral. Bedanya, fitofarmaka adalah jenis obat bahan alam yang efektivitas dan keamanannya sudah dapat disejajarkan dengan obat modern.
Kembali kepada klaim Hadi Pranoto yang menyatakan bahwa ia telah menemukan obat Covid-19, walaupun sebenarnya dalam  kesempatan wawancara di Kompas TV, ia tidak meyebut obat namun herbal. Sebaiknya pihak BPOM maupun Kemenkes tidak bertindak apriori dalam menghadapi masalah ini.Â
Kurang bijak rasanya langsung mengajak masyarakat tidak mempercayai omongan Hadi Pranoto tanpa sebelumnya melakukan dialog dan uji klinis bersama. Begitupun Hadi Pranoto, sebaiknya ia tidak langsung berkoar-koar di YouTube, namun lakukan pendekatan komunikasi dengan instansi terkait, baik BPOM, Kemenkes, termasuk dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Kita harus sadari, sebenarnya Indonesia memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati yang menjadi peluang besar untuk dikembangkan, dijadikan produk inovasi, dan diteliti sebagai upaya percepatan penanganan COVID-19.Â
Beberapa contoh herbal yang bisa dimanfaatkan antara lain kunyit, jahe merah, temulawak, meniran, jambu biji, daun sembung dan sambiloto, yang dapat dimanfaatkan sebagai imunomodulator. Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi) sistem imun tubuh menjadi ke arah normal.Â
Prinsip kerja imunomodulator adalah meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan bibit penyakit seperti virus atau bakteri. imunomodulator bukanlah suplemen makanan atau vitamin, namun sudah termasuk kategori obat. Sehingga penggunaannya harus sesuai dosis yang telah ditentukan dan dalam jangka tertentu.Â
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), imunomodulator yang berasal dari herbal seperti jahe merah, meniran, dan sambiloto hanya dapat digunakan pada pasien Covid-19 dengan gejala Pneumonia ringan bukan yang kronis.
Melihat penyebab covid-19 yang bersumber dari virus, sebenarnya tidak akan ada  yang benar-benar berstatus sebagai obat yang membunuh virus Corona. Mengapa?, karena virus bukanlah makhluk hidup seperti hewan atau tumbuhan.Â
Ia hanyalah materi genetik  yang mempunyai keistimewaan mampu bertahan hidup (tidak mati) pada kondisi yang tidak memungkinkan dengan mengkristalkan dirinya, kemudian akan melakukan reflikasi dan duflikasi diri manakala mendapati "Inang" sebagai tempat dia hidup. Berbeda dengan bakteri, Protozoa, maupun jamur yang dapat dimatikan dengan mengkonsumsi obat-obat tertentu.Â
Hal yang paling memungkin untuk "mengobati" Covid-19 adalah memang dengan mengonsumsi bahan-bahan yang bersifat meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh terhadap serangan virus.Â
Sifat kekebalan yang diinginkan dapat bersifat aktif yang berasal dari bahan-bahan herbal yang bersifat imunomodulator maupun bersifat pasif yang berasal dari vaksin.Â