Alhasil, kita saksikan banyak manusia yang menggunakan akal pikirannya yang sehat akan menemukan hakikat kebenaran yang sesungguhnya dan kembali kepada sumber Kebenaran dan Pengetahuan yaitu Tuhan pencipta alam semesta.
Sementara banyak manusia lain yang tidak menggunakan akal dan rasionya, asyik dengan praktek-praktek ritual yang ia tidak ketahui hakikat yang sebenarnya.Â
Sehingga yang terjadi adalah pesan Pengetahuan Tuhan yang sebenarnya hanya sampai pada dogma dan tidak berimbas pada harmonisasi dalam kehidupan manusia dan alam sekitarnya.
Berpikir adalah wujud eksistensi seorang manusia. Awal dari berpikir adalah kemauan seorang manusia untuk membaca, baik membaca sesuatu yang tersurat berupa kitab wahyu atau buku-buku pengetahuan, maupun membaca yang tersirat berupa segala hal yang terjadi dan terbentang di alam semesta.Â
Dengan berpikir secara mendalam kita akan mengetahui hakikat sebenarnya siapa kita, untuk apa kita diciptakan, dan pada akhirnya mau kemana tujuan akhir perjalanan hidup kita. ***
Salam. Ropiyadi ALBA 290620
Referensi :
1.Jujun S. Suriasumantri.1993:FILSAFAT ILMU SEBUAH PEGANTAR POPULER. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.
2.https://idtesis.com/ilmu-dan-proses-berfikir/Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H