Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat .

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jiwa yang Merana

19 Juni 2020   23:11 Diperbarui: 15 Februari 2022   17:13 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Detik-detik waktu terus berputar...

Tak terasa suara mulai bergetar...

Panas dan terik telah memapar...

Hingga diri tak lagi segar.

Rambut tak lagi hitam...

Gigi tak lagi utuh...

Pandanganpun mulai suram...

Bagai malam tanpa suluh.

Ingatlah wahai jiwa merana...

Bahwa hidup kita di dunia...

Hanyalah sementara ....

Dan semua akan binasa.

Berbuatlah sesukamu...

Jika kau tak punya malu...

Semua terserah padamu ...

Akibatnya kembali padamu.

Semua kerakusan...

Semua keserakahan...

Semua ketamakan...

Akan selesai saat di pembaringan.

Sebelum semuanya berakhir....

Pandanglah kanan dan kiri...

Janganlah kau kikir...

Pada jiwa yang menyendiri.

Tengoklah jiwamu...

Jangan kau biarkan dia merana...

Tambahkan air kepedulian...

Agar setiap jiwa menjadi bahagia.***

*Dari Pinggiran ibu kota, di sudut malam yang sunyi, Ropiyadi ALBA - 190620

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun