Mohon tunggu...
NoVote
NoVote Mohon Tunggu... Guru - Mohon maaf jika tak bisa vote balik dan komen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ekspektasi yang Salah

14 Maret 2020   00:20 Diperbarui: 14 Maret 2020   00:38 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liputan6.com Bank Korea Selatan 'Cuci Uang' untuk Cegah Virus Corona, Seperti ...


Selama ini kita punya keyakinan yang kuat. Mulai dari kondisi hujan yang akan segera berakhir. Ternyata banjir berlangsung lama. Di banyak tempat pula.

Demikian juga tentang virus corona. Dengan bangga menyatakan bahwa negera bebas virus corona. Nyatanya voris corona masuk juga. Antisipasi menjadi salah satu kunci seharusnya. Namun ekspektasi yang salah sebabkan kekhawatiran bertambah-tambah.

Positif thinking lebih baik daripada negatif thinking. Membangun optimistis tak salah. Ketenangan tetap saja perlu kewaspadaan. Sementara kita lihat negara maju begitu khawatir. Kita ada di mana?

Bukankah baru saja Amerika menyatakan Indonesia sebagai negara maju. Nyatanya negara maju yang disematkan pada bangsa kita hampir tak berpengaruh apa-apa. Malahan lebih merugikan dalam tataran ekonomi global.

Kita tak akan mampu memastikan esok akan seperti apa. Namun berdasar pengalaman masa lalu, sejarah diciptakan untuk jadi pelajaran. Di segala bidang. Di segenap lini kehidupan.

Lupa akan sejarah telah membuat ekspektasi tidak sesuai dengan harapan. Dalam kondisi negara sebesar Indonesia mengharuskan bangunan pondasi yang kuat tidak saja pada tataran ideologi,  tak ada yang salah penguatan ideologi. Memang prioritas utama.

Namun kita jangan juga melupakan bahwa kita berada dalam kondisi global. Siapa pun bisa masuk dan ke luar dari negeri kita lewat wilayah yang terbentang dari sabang sampai merauke. Kewaspadaan terhadap apa pun mutlak diperhatikan.

Sehingga antisipasi pun mutlak dilakukan. Jangan sampai datangntya musibah yang silih berganti menjadikan lalai dan abai terhadap kondisi dasar di negeti ini. Apa itu? Kesejahteraan bangsa.

Peluang resesi dunia akibat virus corona misalnya. Ambil contoh sederhana, di negara seperti aurtralia dan eropa saja gara-gara virus corona mampu kehabisan tissu toilet. Padahal mereka adalah negara besar. Negara maju. Bayangkan jika terjadi di Indonesia.

Bukan bermaksud untuk memberikan kecemasan dan kekhawatiran. Namun langkah antisipasi mutlak menjadi kunci. Hingga suatu ketika ekspektasi tidak menjadi bumerang bagi negeri ini.

Berlangsungnya sebuah bangsa akan berjalan dalam waktu yang sangat lama. Seperti juga halnya virus corona. Kita tak tahu kapan akan berakhir. Sementara demam berdarah saja hingga kini masih jadi masalah kesehatan di negeri kita.

Oleh karena itu sebaiknya jangan lelah dengan menutupi atau langkah-langkah yang mungkin hanya sekedar pencitraan dan penenangan bangsa. Walaupun penting, tetap saja antisipasi dan tindakan penanggulangan mutlak diperlukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun